Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger ajah

blogger @ sigitbud.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Seni dan Mental Membangun Bisnis "Start-Up"

30 Maret 2018   21:29 Diperbarui: 30 Maret 2018   21:54 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberhasilan start up lokal masuk dalam jajaran Unicorn yakni Gojek, Traveloka dan Tokopedia pasti membanggakan. Apa maksud Unicorn, makhluk dari mitologi berwujud kuda dengan tandu di dahi ? Dalam dunia usaha rintisan (start up) istilah Unicorn adalah "gelar" untuk perusahaan start up dengan valuasi USD1 Milyar. Tiga perusahaan di atas mendapat gelar tersebut karena di pasar investasi mengakuinya.

Untuk menentukan valuasi / nilai sebuah perusahaan start up tak mudah, masing -- masing umumnya memiliki patokan sendiri. Biasanya pendiri secara natural bersikukuh bahwa nilai bisnisnya jauh lebih tinggi dari penilaian calon investor, sebaliknya calon investor juga punya referensi sendiri untuk menetapkan kelayakan nilai sebuah perusahaan rintisan.

Pada dasarnya menentukan valuasi  bisnis start up adalah sebuah "seni". Tergantung dari cara pendiri meyakin calon investor untuk menaruh dana di bisnis. Keberhasilan proyek Facebook, Apple, tak ditentukan oleh kecanggihan tehnologi nya namun cara meyakinkan calon investor bahwa bisnis tersebut profitable.  Secara umum ada dua hal pertimbangannya menurut artikel Mengenal Valuasi Startup dan Istilah "Unicorn" dari Dailysocial.com (11/06/2016).

  1. Subyektifitas

Pihak calon investor dan pendiri sering tidak "klop" dalam menentukan valuasi karena masing mempunyai referensi berbeda. Umumnya investor memiliki benchmark internal dan prosedur penghitungan valuasi, mulai dilihat dari kapabilitas founder/co-founder, produk yang dipasarkan, traksi pengguna hingga potensi produk tersebut ke depan. Sedangkan founder pasti tidak puas dengan hasil (result) dari benchmark calon investor dan investor, ibarat perjodohan pada titik ini rawan perceraian atau putus hubungan.

  1. Proyeksi Keuangan

Penilaian ini lebih mudah, terukur, bersumber dari laporan rugi laba, neraca keuangan dan tren profit usaha tersebut. Meski tidak bisa dijadikan patokan utama menentukan nilai valuasi sebuah perusahaan start up,karena hanya melihat potensi bisnis dari satu sisi.

 Pendanaan Start up

Setiap usaha atau bisnis butuh dana, demikian pula dengan perusahaan rintisan, tapi modal utama dari perusahaan ini kebanyakan tekad para pendiri. Dimana pendiri start up kebanyak anak-anak idealis dengan ketrampilan dan pengalaman di bidang IT, meski ada juga yang modal ketrampilan minus pengalaman. Di Indonesia anak -anak muda yang berani mencoba terjun di start up relatif sedikit dibandingkan populasi anak muda keseluruhan. Secara umum ada 2 cara meraih pendanaan bagi start up, mulai dari dana pribadi sampai dengan dana investor dari lantai bursa.

  1. Bootstrapping

Sumber dana dari dana pribadi atau investor pribadi, biasanya untuk bisnis dengan mengandalkan ide dan gagasan pendiri sebagai batu lonjatan ke tahap berikutnya.

  1. Pitching

Cara ini banyak ditempuh oleh pebisnis start up, mereka mengikuti kompetisi, inkubator atau sponshorship dari lembaga atau perusahaan.

Untuk mengembangkan skala bisnis lebih, cara kedua yakini pitching / lelang lebih realistis, sedikit investor pribadi atau satu perusahaan mau membiayai secara penuh bisnis start up. Ada pun tahapan pendanaan sebagai berikut :

  • Pre- Seed Funding

Pada tahap ini, pebisnis start up perlu membangun jejaring dengan "angel investor", bertindak sebagai ange mewakili beberapa investor untuk mendanai start up prospek tinggi. Pendiri start up perlu menjalin komunikasi dengan angel investor untuk mendapat informasi tipe start up yang diinginkan investor.

  • Seed Funding

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun