Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger ajah

blogger @ sigitbud.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Datuk Sweida Sebuah Contoh Kerukunan Beragama, Muslimin Presiden Alumni Sekolah Jesuit

7 Maret 2018   13:31 Diperbarui: 8 Maret 2018   05:12 3073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Datuk Sweida, Presiden Alumni Sekolah Jesuit Indonesia

Dalam sebuah acara diskusi yang dilakukan oleh lembaga survei opini publik, "Kedai Kopi" di bilangan Jalan Juanda Jakarta, saya bertemu berjumpa Haji Datuk Sweida Z. Ketika pembawa acara memperkenalkan sosok Haji Datuk sebagai Ketua Umum (Presiden) Asosiasi alumni Jesuit Indonesia, saya tertarik untuk berbincang lebih dalam dengan Haji  Datuk. Saya sedikit penasaran, dengan sosok Haji Datuk seorang Muslim yang menjadi Ketua Umum(Presiden)  sebuah perkumpulan Alumni Sekolah Katholik Ordo Jesuit.

Saat menyapa dan berkenalan dengan Haji Datuk, saya merasakan pribadinya yang ramah, humble dan bersahaja. Setelah berbincang - bincang lebih jauh, saya baru tahu Haji Datuk seorang pengusaha di bidang Radiologi pemegang principle sebuah perusahaan dari Jerman, Sarjana Hukum dari UGM 1977, alumni SMA Kolose De Britto Yogyakarta tahun 1973.

Satu hal lagi, Haji Datuk adalah relawan militan dari Presiden Joko Widodo sejak mencalon diri sebagai Gubernur DKI Jakarta sampai menjadi RI I. Meski begitu, Haji Datuk ber-komitmen hanya mendukung Presiden Joko Widodo karena melihat sosoknya yang baik bagi Indonesia. 

Setelah hiruk - pikuk kontestasi politik di Pilkada dan Pilpres, Haji Datuk kembali menekuni aktifitas rutinnya sebagai pengusaha. Di sebuah restoran kawasan Duren Tiga, Pasar Minggu Jakarta saya berusaha menggali alasan - alasan dan harapannya untuk Indonesia, konteks-nya dalam tahun politik 2018 dan 2019, kenapa Presiden Joko Widodo harus 2 periode.

Alasan mendukung Presiden Joko Widodo ?

Saya percaya Pak Jokowi orang baik, sejak awal mendukung mulai beliau mencalonkan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Saya dan kawan - kawan sudah menjadi relawan secara militan dan terus - menerus. Karena keyakinan kami beliau itu orang baik, punya visi baik untuk pembangunan Jakarta waktu itu, dan sekarang untuk pembangunan Indonesia.

Kenapa Pak Jokowi harus 2 periode ?

Kita harus berpikir untuk memberikan kesempatan kepada Pak Jokowi melanjutkan. Satu periode sudah pasti tidak cukup membangun Indonesia yang begitu tertinggal, terbelakang. Kita tahu bahwa sampai hari ini, selama puluhan tahun Indonesia Merdeka, pembangunan adanya di bagian barat. Bagian timur Indonesia sangat tertinggal, baru pada jaman Pak Jokowi inilah Indonesia timur mendapat perhatian lebih dari Indonesia bagian barat. Kita bisa melihat seperti apa sibuknya beliau membangun Papua dan sekitarnya.

Kelebihan  dan kekurangan Pak Jokowi dengan Capres lain ?

Kelebihan Capres lain belum bisa kita jabarkan, kalau bicara yang potensial, terlalu banyak yang potensial. Paling tidak yang merasa dirinya potensial. Kalau kita melihat Pilpres lalu, hanya satu Capres potensial yaitu Pak Prabowo, atau orang yang akan dicalonkan Pak Prabowo. Calon lainnya belum ada, kalau pun ada yang mencalonkan dirinya itu hanya untuk "bergenit - genit" saja. Lebih tepatnya mereka menawarkan dirinya sebagai Cawapres. Siapapun Cawapres dari Pak Jokowi atau Pak Prabowo akan menjadi "putra mahkota" di Pilpres 2024.

Saya mengamati, alangkah indahnya kalau Pak Prabowo saat ini tidak perlu mengajukan dirinya, sehingga rakyat mempunyai alternatif lain. Sebab putra terbaik bangsa ini cukup banyak, Pak Prabowo sudah membuktikan kalau mendukung orang lain lebih berhasil daripada mencalonkan dirinya. (Pak Jokowi dan Pak Anies sukses menjadi DKI Jakarta I antara lain karena didukung Pak Prabowo).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun