Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger ajah

blogger @ sigitbud.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

(True Story) Mengaku Nakhoda di Situs Kencan, Seorang Wanita Jomblo Relakan Uang Puluhan Juta

12 November 2017   21:13 Diperbarui: 12 November 2017   21:29 2707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Scamming atau penipuan identitas di situs kencang (dating site) dengan target wanita - wanita jomblo dan kesepian

Seorang kenalan lama tiba -- tiba menelpon, karena sedang di jalan tidak kuangkat lalu aplikasi WA-ku di handphone masuk pesan. Dalam pesan dia ingin bertemu karena ada yang ingin diceritakan. Akhirnya kami pun bertemu di sebuah Coffee Shop, setelah basa -- basi sebentar akhirnya sampai pada inti pembicaraan. Sahabat wanitaku ini memang begitu, orangnya to the point. Sebut saja namanya Angel, seorang wanita karir berumur 40 tahun yang bekerja di perusahaan mapan di Jakarta.

Lalu Angel menceritakan kisahnya, kalau dirinya baru saja memasukkan seorang pria ke penjara gara-gara kasus penipuan dan pemerasan. Tadinya kupikir modusnya penipuan bisnis atau investasi yang lagi ramai di media. Aku terkaget, Angel bilang modusnya bukan itu, tapi soal asmara via online. Oh My God, ternyata ada orang yang kukenal tertimpa juga, padahal kalau dipikir Angel masuk kategori "well educated" dan "smart", tidak mungkin wanita cerdas seperti dia kena jebakan playboy online.

"Kok bisa sih?" tanyaku hati-hati, takut Angel marah. Angel menjelaskan bahwa beberapa wanita kalau sudah terkait soal perasaan, betapapun tinggi pendidikannya, tetap aja suka ga pakai logika. "Logika saya pakai untuk dunia kerja, tapi entah kenapa yang satu ini saya tersandung."

Dengan lancar Angel mengkisahkan awal mula perkenalan dengan seorang pria di situs kencan, dia mengaku sebagai seorang Nakhoda sebuah kapal. Perkenalan itu terus berlanjut, bahkan Angel pun mulai berbunga - bunga oleh janji manis sang Nakhoda.

Photo Profil yang dipakai untuk mengelabui Angel
Photo Profil yang dipakai untuk mengelabui Angel
 Aku maklum kenapa Angel terpikat oleh Sang Nakhoda, dari foto yang diperlihatkan wajah sosok pria tersebut memang terlihat gagah dan tampan dengan seragamnya. Angel bercerita, mereka berkali - kali melakukan komunikasi lewat WhatsApp, tak hanya pesan teks juga lewat video call.

Angel mengungkapkan perkenalan mereka tidak berlangsung lama, namun hubungan perasaan antar mereka terjalin singkat. Kupikir Sang Nakhoda ini sudah berpengalaman memikat secara online wanita - wanita single seperti  Angel. Buktinya sahabatku ini pun terbuai dengan bujuk rayu laki - laki yang baru dikenalnya, bahkan rela merogoh kantong untuk ditransfer ke rekening Sang Nakhoda.

Photo Profil 2 yang dipakai modus untuk mengelabui Angel
Photo Profil 2 yang dipakai modus untuk mengelabui Angel
"Transfernya bertahap, totalnya hampir 30 juta rupiah", kata Angel dengan wajah tanpa ekspresi.

Aku penasaran, bagaimana dia bisa begitu cepat terbujuk? Oh iya, Angel ini statusnya Single Woman, hidup sendiri, pernah menikah, tanpa anak dan sudah pisah dengan pasangannya cukup lama. Hari -- harinya dihabiskan di kantor dan pekerjaan, kebetulan pekerjaannya menuntut totalitas tinggi.

Aku mengerti kenapa Angel mudah terayu setelah mengingat perjalanan hidupnya begitu monoton dan sepi. Umumnya seorang wanita ada perasaan ingin diperhatikan dan dilindungi oleh seorang pria yang baik dan bertanggungjawab, termasuk Angel.

Wanita - wanita pekerja dan karir kebanyakan tidak banyak waktu untuk bersosialisasi di luar lingkungan di hari - hari kerja, kecuali dengan lingkungan kantor atau rekan bisnis mereka. Tak heran kini banyak aplikasi perjodohan yang bisa diunduh dengan mudah di Apple Store dan Google Play.

Aku masih penasaran. Aku yakin Angel tidak bodoh, tidak mungkin dia rela mengeluarkan uang untuk seseorang yang belum pernah ditemuinya di dunia nyata tanpa ada sesuatu yang mendesaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun