Mohon tunggu...
Sigit Admojo
Sigit Admojo Mohon Tunggu... Lainnya - Bisa Digital

Zaman sudah berubah jika ingin tetap berada pada garis edar zaman suka tidak suka harus berubah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Sampai Jatuh ke Tangan Pendekar Berwatak Jahat

24 Mei 2022   15:14 Diperbarui: 17 April 2023   11:48 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada saat sesi konsultasi hasil analisa sidik jari pada sekolah di Bandar Lampung, belum sempat saya menyampaikan hasil Analisa sidik jari anaknya, seorang ibu dihadapan saya bertanya "ada apa dengan anak saya pak?" dari pertanyaan itu saya balik tanya ke ibu tersebut "ada apa dengan anak ibu"

Dengan serta merta si ibu menjelaskan tentang anaknya yang emosinya berlebih, suka memukul, dan suka melempar.

Dari ceritanya tersebut saya kembali bertanya "ibu pernah bilang apa ke anak ibu berkaitan dengan kondisinya saat ini.

Oh ya pak, saya ini single parent. Saya ingin anak saya aman ketika tidak berada didekat saya. Saya pernah bilang ke anak saya, nak kalau nanti ada yang mengolok-olok kamu olok-olok gentian, kalua ada yang pukul kamu pukul gantian.

Kalua ada yang lempar gmana mah? Lempar gantian.

Kalua bocor gmana mah? Urusan mama bawa ke dokter.

Kemudian saya lihat hasil Analisa sidk jari anak tersebut, ternyata ada 3 sidik jari ARCH dari 10 sidik jarinya.  Artinya 30% anak tersebut dipengaruhi oleh reptilian brain.

Saya sampaikan ke ibu itu bahwa anak yang mempunya reptilian brain jika sudah percaya terhadap sesuatu maka itu akan digenggamnya erat dan susah untuk diubah. 

Bisa diubah tapi tak semudah membentuknya.

Anak dengan tipe ini sebenarnya selesai dengan kata-kata, jika otak mengiyakan atau membenarkan kata-kata yang kita sampaikan maka itu akan menjadi karakternya dan karakter yang kuat.

Maka kita mesti hati terhadap kata-kata yang kita sampaikan.

Sekali lagi jangan sampai jatuh ke tangan pendekar berwatak jahat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun