Mohon tunggu...
Sigit Setyawan
Sigit Setyawan Mohon Tunggu... Lainnya - Keterangan Profil

Pembelajar.Pendidik.Penulis. Praktisi pendidikan. Trainer Metode Mengajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lancar Nulis Skripsi dan Tesis

19 Januari 2017   14:54 Diperbarui: 19 Januari 2017   15:04 1434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ganti-ganti judul dan pusing, itulah masalah kebanyakan mahasiswa saat menulis skripsi atau tesis. Selain pusing karena judul, masalah penulisan dan seabrek teori atau metode yang harus dipilih dan dipilah bikin kepala tambah puyeng. Sudah lembur-lembur sampai nggak tidur, rupanya sang dosen pembimbing tak berkenan. Nah, berikut ini sekedar beberapa tips yang saya harap membantu pembaca yang budiman yang lagi nulis atau sebentar lagi nulis skripsi atau tesis, biar nulis skripsi dan tesisnya tambah lancar.

Kalau boleh kita pilah, faktor penghambat lancarnya nulis skripsi atau tesis adalah faktor ekternal dan faktor internal. Faktor eksternal antara lain (1) dosen pembimbing yang super menyebalkan, (2) subjek penelitian atau objek penelitian yang susah dicari atau terlalu luas, (3) laptop atau komputer rusak, dsb. silakan tambah sendiri. Intinya masalah-masalah itu nggak ada hubungan sama diri kita secara langsung.

Faktor internal yang menghambat antara lain adalah (1) moodyang lagi down, (2) topik yang dipilih terlalu luas, (3) nggak terlalu paham atau nggak senang dengan topiknya, (4) rumusan pertanyaan kurang jelas, dsb. silakan ditambah sendiri. Intinya masalah-masalah itu berhubungan dengan pilihan kita dan gara-gara diri kita sendiri.

Kalau masalah eksternal, saya no comment karena memang masalah seperti itu nggak bisa dihindari. Namun, masalah seperti itu bisa diprediksi. Gimana menghadapi dosen menyebalkan atau back updata jaga-jaga kalau laptop rusak adalah salah satu contohnya. Semua itu bisa diperkirakan, tapi kadang tak terhindarkan. Jadi, hadapi aja.

Nah, masalah internal ini yang saya mau bahas. Soalnya, masalah ini sebenarnya ada dalam genggaman kita dan tergantung gimana kita menghadapinya.

Pertama, jangan mulai dari judul. Judul bisa seribu kali berubah. Mulailah dengan pertanyaan penelitian. Jadi, meskipun fakultas minta judul, di kertas coret-coret kita, kita mulai dari pertanyaan-pertanyaan yang mau kita jawab. Soalnya, dari pertanyaan itu kelihatan apa yang akan kita teliti, teorinya apa, dan metodenya. Kalau pertanyaannya “Apakah… berpengaruh terhadap…?” tentu jawaban akhirnya “Ya, berpengaruh” atau “Nggak, nggak berpengaruh tuh…” Makanya, hampir bisa diprediksi penelitian ini biasanya kuantitatif atau butuh penguatan statistik. Misal, 89% berpengaruh. Nah, tentu saja jawabannya biasanya lebih akurat kalau pakai angka.

Contoh lain, kalau pertanyaan kita “Faktor-faktor apa yang memengaruhi…?” jawaban akhirnya kemungkinan besar kita harus menyebutkan beberapa faktor. Jadi, pastilah metodenya deskriptif atau ekspositoris alias memaparkan atau memilah-milah.

Kalau pertanyaannya, “Bagaimana …” bisa diprediksi kalau jawabannya berupa proses atau tahapan. Sedangkan kalau pertanyaannya “Mengapa…” tentu saja kita juga prediksi kalau jawabannya akan berupa analisis atau evaluasi.

Jika pertanyaan apa, bagaimana, atau mengapa akan menunjukkan kepada kita hasil akhir dan metodenya, terminologi yang digunakan di pertanyaan akan menunjukkan teori yang kita rujuk. Contohnya, “Apakah direct selling memengaruhi minat investor?” Nah, kita pakai terminology direct selling, berarti kita musti cari teori-teori apa itu direct selling dan contoh-contohnya. Intinya, terminologi yang ada di pertanyaan itulah yang dijadikan sebagai dasar teori.

Kedua, tentukan judul dengan memakai terminologi yang dipakai di pertanyaan. Term itu yang sering dibahas di kuliahan atau di buku-buku teori. Dan pastikan judulnya tidak terlalu melebar ke mana-mana. Misalnya “Toko-Toko Waralaba di DKI Jakarta” akan sangat luas dan tidak mungkin kita teliti selama enam bulan. Jadi, dari judulnya akan kelihatan seluas apa penelitian kita nanti.

Ketiga, perhatikan kemampuan kita. Kemampuan itu bukan berarti pinter apa nggak pinter, maksudnya kemampuan itu adalah kecepatan kita menulis. Misalnya, kalau nulis satu makalah pendek butuh satu minggu, maka nulis segubrak skripsi butuh beberapa bulan. Itu baru nulisnya aja. Belum ngumpulin data. Punya motor atau mobil nggak, kalau nggak punya, gimana ngumpulin data dan berapa lama, itu musti jadi faktor pertimbangan kita juga. Kalau waktu total penelitian cuma 6 bulan, dari merumuskan pertanyaan, judul, proposal aja butuh 2 bulan, maka tinggal tersisa 2 bulan buat cari data dan ngumpulin teori dan metodenya, dan 2 bulan buat nulis berhalaman-halaman skripsinya. Kita musti ngukur kemampuan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun