Mohon tunggu...
Sigit
Sigit Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mimpi-mimpi yang menjadi kenyataan

Dibalik kesuksesan seorang anak ada doa ibu yang selalu menyertainya, kasih sayangnya takan pernah luntur, dan takan tergantikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hal Sepele, Sebab Gagal dalam Interview

5 Desember 2015   23:13 Diperbarui: 6 Desember 2015   19:42 1518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber photo|Jumpradio.ca"][/caption]Wawancara atau Interview adalah hal yang sangat dinantikan oleh orang yang sedang mencari pekerjaan. tentunya hal tsb sesuai dengan apa yang telah dilakukan yakni dengan mengirimkan Curriculum vitae (CV). tak jarang juga CV sudah banyak dikirim tapi panggilan kerja tidak juga kunjung datang. Setelah ada panggilan dan ikut wawancara tapi masih gagal juga, padahal saat wawancara sudah sangat maksimal dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh pihak pewawancara.

Beberapa waktu yang lalu diperusahaan tempat saya bekerja saat ini, ada membutuhkan karyawan untuk ditempatkan dibagian lapangan atau produksi. Recruitment pun dilakukan untuk mengisi lowongan pekerjaan karena adanya penambahan mesin untuk memenuhi Capacity yang dibutuhkan oleh Customer.

Kebetulan sekali salah satu teman, menitipkan lamaran untuk saudaranya yang sedang mencari pekerjaan setelah putus kontrak kerja disebuah perusahaan didaerah Jakarta. saya hanya menyanggupi, dan tidak berani janji muluk-muluk, semua keputusan ada ditangan bagian HRD. Saya hanya khawatir jika saudaranya ikut wawancara dan tidak berhasil masuk atau lolos dapat terjadi salah paham diantara kami. Sebenarnya saya juga tidak enak hati dengan bagian HRD, walaupun hubungan departement ataupun personal baik-baik saja, ada kekhawatiran nanti ada anggapan hal ini sebagai Nepotisme. 

Memang tidak dipungkiri, dilingkungan tempat kerja saya sudah terjadi Nepotisme kecil-kecilan. walaupun perusahaan baru berdiri, tapi aroma yang tidak sedap itu sudah mulai terasa. Saya pribadi khawatir hal ini dapat menimbulkan hal yang tidak baik, terhadap sesama rekan kerja dilapangan dengan alasan saudaranya memiliki Jabatan di Perusahaan tsb. Dan pastinya akan berdampak tidak baik untuk kelancaran jalananya perusahaan khususnya dibagian produksi.

Informasi jadwal wawancara sudah saya sampaikan pada teman saya, dua hari sebelum waktu wawancara, sedikit cerita yang saya terima saudaranya Teman saya ini, anaknya rajin, dan ulet dalam bekerja, walaupun saya belum melihat langsung orangnya. Saya hanya pesan jangan sampai terlambat datang karena tempatnya jauh jika berangkat dari daerah Jakarta. Pastikan datang lebih awal sebelum wawancara dimulai.

Singkat cerita saudara teman saya ini tidak lulus Wawancara, ada hal yang fatal dilakukanya. Hal tsb sangat mempengaruhi penilaian seseorang sebelum mengikuti wawancara. Bukankah panggilan kerja itu sangat penting, dan jika kita melongok ke belakang, bagaimana semangat dan gigihnya kita mengirimkan surat lamaran kerja atau CV. terkadang mengirimkanya Via Pos, melalui Email dan bahkan tak jarang kita mengantarkannya langsung ke perusahaan yang tidak mencari calon karyawan, hanya berharap saja alias untung-untungan, jadi masihkah harus menyepelekan momen yang penting sebuah wawancara dan menganggapnya biasa saja.

Terlambat Datang Saat Wawancara

Sangat konyol menurut saya, jika moment yang sangat penting harus rusak gegara terlambat datang untuk mengikuti wawancara. Banyak orang yang masih mengganggap bahwa penilaian peserta hanya dilakukan atau diambil saat wawancara berlangsung padahal perlu di ingat dan digaris bawahi kembali, ketika seorang peserta wawancara telah sampai diperusahaan penerima, maka dari situlah penilaian calon peserta mulai dilakukan. Apa yang sering kita tonton di film atau sinetron itu juga ada benarnya.

Contoh kecil, Seorang wanita muda, hendak mengikuti wawancara disebuah perusahaan. Ketika akan masuk ke Lobi perusahaan, Ia melihat dompet seorang Ibu jatuh saat keluar dari dalam mobilnya, wanita itu bergegas mengambil dompet dan memanggil ibu tsb kemudian menyerahkan dompet yang jatuh tadi. Si Ibu sangat senang sekali, rupanya masih ada orang baik yang mau melakukan hal mulia tsb. Si Ibu berulang kali mengucapkan terima kasih pada gadis muda itu. Karena terburu-buru dan khawatir terlambat mengikuti wawancara, gadis muda itu pamit masuk kedalam gedung tempat ia akan mengikuti wawancara. 

Saat sampai giliran wawancara, gadis muda itu mengetuk pintu ruangan tempat wawancara, sambil mengucapkan salam dan ternyata yang melakukan wawancara saat itu adalah pemilik perusaan tsb, ia rupanya ingin tau kandidat karyawan yang akan bekerja diperusahaanya saat itu, Si Ibu sangat kaget, ternyata gadis yang mengembalikan dompet yang tadi jatuh adalah calon peserta yang ikut wawancara diperusahaanya. dan endingnya bisa ditebak bukan? nah itulah sedikit contoh sederhana bagaimana seorang calon peserta wawancara harus benar-benar paham dan tidak menyiakan momen saat mengikutinya.

Terlambat datang atau hadir saat wawancara berlangsung sebenarnya dapat kita hindari, tetapi faktanya masih saja banyak orang yang selalu mengulanginya. memang sih kita hanya bisa berencana, tetapi kalau semua dipersiapkan dengan matang tentunya tidak akan pernah terjadi. Akan terasa sia-sia penantian kita, ketika harus menunggu panggilan lowongan kerja dan berlalu begitu saja karena kecerobohan diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun