Mohon tunggu...
Sigit
Sigit Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mimpi-mimpi yang menjadi kenyataan

Dibalik kesuksesan seorang anak ada doa ibu yang selalu menyertainya, kasih sayangnya takan pernah luntur, dan takan tergantikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gempa Dashyat di Wilayah Prefekture Kumamoto

19 April 2016   22:48 Diperbarui: 19 April 2016   23:02 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber Fotolwww.asahi.com"][/caption]Gempa 7,3 SR terjadi di Prefektur Kumamoto pada Sabtu pukul 01.25 waktu setempat atau Jumat (15/4) pukul 23.25 WIB. Sebelumnya di daerah yang sama yaitu di Prefektur Kumamoto dengan kekuatan 6,4 SR pada Kamis (14/4) pukul 21.27 waktu setempat atau 20.03 WIB.

Gempa berkekuatan besar tsb memporak-porandakan Prefektur Kumamoto, negara jepang. Pulau Kyushu termasuk dalam empat pulau yang terkenal dan banyak dikunjungi oleh turis, baik lokal maupun mancanegara. Prefekture Kumamoto memiliki penduduk lebih kurang 2 juta jiwa, artinya sebanyak 2 juta penduduk disana menjadi korban bencana gempa bumi tsb.

Bukan hanya jatuh korban jiwa, namun harta benda dan fasilitas umum juga rusak parah. Rumah penduduk hancur, gedung-gedung roboh, jembatan roboh, jalan serta jalur transportasi rusak parah. Transportasi udara, darat, semua terkena imbas dari guncangan gempa Dasyhat tsb. Bahkan jalur transportasi unggulan kereta cepat 'Shinkansen' juga rusak parah dan beberapa ada yang tergelincir walaupun tidak sampai memakan korban. Merinding jika melihat tayangan video yang bisa di lihat di berapa koran Jepang online, runtuhan bangunan, dan jalanan yang amblas karena besarnya gempa yang terjadi.

Ada sekitar 200 WNI di Prefektur Kumamoto yang menjadi pusat gempa. Sekitar 60 orang di antaranya adalah mahasiswa dan 50 orang lagi pekerja magang (Sumber:Kompas.com). Walaupun beritanya masih simpang siur tentang jatuhnya korban, tetapi kita berharap warga Indonesia yang menetap disana dalam keadaaan sehat walafiat, beberapa kompasianer yang tinggal di Jepang mudah-mudahan diberikan kesehatan dan bukan termasuk dalam wilayah yang terkena bencana. Jika mengamati perkembangan berita di media online, masyarakat disana mulai kekurangan bahan makanan. Mungkin karena jalur tranportasi yang rusak parah serta gempa susulan yang datang terus menerus, mengakibatkan supply bantuan menjadi tersendat.

Beberapa negara sudah mengirimkan bantuan, seperti negara Taiwan. Bahkan sempat saya baca, walikota Tainan (Taiwan bagian selatan) menyumbangkan gaji sebulan untuk membantu para korban gempa di Prefektur Kumamoto. Hal tsb dilakukan bukan semata-mata sebagai balas jasa karena Jepang kerap membantu negara tsb jika tertimpa bencana , seperti beberapa waktu yang lalu gempa menerjang negara Taiwan. Bagaimana dengan negara kita, saya belum mendapatkan berita perihal bantuan yang akan diberikan kepada para korban di Prefektur Kumamoto. Namun dari BNPB mengaku siap jika dibutuhkan untuk membantu para korban bencana gempa di negeri sakura tsb (Sumber: disini)

Walaupun tidak berada disana tapi saya bisa merasakan kesedihan yang mereka alami, sama seperti gempa dan tsunami yang pernah menimpa negeri kita. Gempa bumi di Jepang memang sudah biasa terjadi, kalau gempa kecil hampir bisa dirasakan setiap bulanya. Walaupun tak terlalu banyak mengetahui tantang negara jepang, pengalaman tinggal beberapa tahun disana membuat saya sedikit banyak mengetahui bagaimana mereka mempersiapkan diri jika gempa terjadi sewaktu-waktu. Dan Indonesia juga termasuk yang berada di zona tumbukan tiga lempeng besar dunia dan sejumlah lempeng mikro lainnya. Bahkan, dibandingkan Jepang yang dikenal sebagai salah satu negara paling rentan gempa, jumlah gempa bumi di Indonesia lebih tinggi. Beberapa hal yang pernah saya pelajari dan menjadi pengalaman tersendiri ketika tinggal di Negeri sakura, membuat saya paham mengapa negara Jepang lebih siap menghadapi gempa dibandingkan dengan negara kita.

Mencegah lebih dini hal-hal yang tidak kita inginkan jika terjadi bencana gempa bumi, tentunya akan lebih baik, selain meminimalisir jatuhnya korban. Melakukan latihan atau simulasi terjadinya gempa, sudah diterapkan di Negeri sakura tsb. Bukan hanya dilakukan di perusahaan, tetapi memang sudah di ajarkan sejak masih anak-anak. Di negara kita juga sudah mulai dilakukan simulasi jika terjadi gempa bumi, tetapi masih terbatas dan sasaranya hanya untuk wilayah yang sering di landa gempa bumi. Jika diperusahaan Jepang yang ada di Indonesia, latihan atau simulasi gempa kerap dilakukan minimal dua kali dalam kurun waktu satu tahun.

Latihan Simulasi Jika Gempa Terjadi

Saat baru beberapa bulan bekerja diperusahan di negara jepang, saya medapatkan pelajaran mengenai simulasi penanganan jika terjadi gempa bumi. Gempa tidak bisa di prediksi kapan terjadinya, oleh kerena itu setiap perusahaan di Jepang akan melakukan simulasi terjadi gempa bumi minimal dua kali dalam setahun. Awalnya akan dijelaskan jam berapa simulasi akan dimulai, area titik kumpul jika saat terjadi gempa bumi yang dimungkinkan dapat menyelamatkan diri, namun jika tidak sempet keluar dari dalam gedung maka ada hal-hal yang akan diajarkan juga agar bisa selamat saat terjadi gempa. Kemudian ada pembagian tugas dalam simulasi tsb, ada yang bagian yang menyelamatkan karyawan dengan cara mendapingi sampai keluar dari pintu darurat, menyelamatkan aset perusahaan dan membantu para korban yang mengalami luka sampai menghubungi ambulan untuk penanganan lebih lanjut.

Semua tergantung kondisinya, jika gempa dirasakan sangat kuat maka prioritas utama adalah menyelamatkan diri masing-masing sebelum menolong orang lain. Praktik menyelamatkan diri dan kemudian menyelamatkan orang lain sangat ditekankan di negara Jepang. Bahkan, sejak masih di taman kanak-kanak, mereka sudah dikenalkan dengan risiko bencana. Seperti begitu masuk sekolah dasar, salah satu perlengkapan yang wajib dibawa siswa adalah helm dan bantal pelindung kepala.

[caption caption="Anak-anak berlindung saat terjadi gempa|Sumber gambar|japanesestation.com"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun