Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Karyawan Old Talent Jangan Gampang "Ngambekan"

8 Februari 2023   08:16 Diperbarui: 9 Februari 2023   05:20 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar karyawan old talent di suatu kantor | Sumber Foto: Freepik.com

Bagaimana sinergitas karyawan old talent dan young talent di kantor Anda? Kompak dan solid, kah? Atau malah sering terjadi clash?

Apakah karyawan old talent yang sering bikin penyebab clash karena merasa selalu ingin lebih dominan dan karena merasa lebih senior secara usia, bahkan ketika posisinya jadi bawahan tetap saja tidak terima dengan keadaan, maunya tetap merasa senior karena usianya?

Ya begitulah dinamika kerja kekinian, ketika generasi baby boomers (old talent) dan generasi X,Y,Z (young talent) saling berjibakau dalam suatu kantor.

Adanya clash ataupun konflik, hingga office politic karena idealisme masing-masing seringkali terjadi. Bahkan kekinian, justru karyawan old talent lah yang sering kena mental, baperan, ataupun ngambekan karena tidak terima dengan eksistensi para young talent.

Padahal, karyawan old talent itu haruslah bisa bersikap dewasa, jadi pengayom bagi bara young talent, bukannya malah kekanak-kanakan, sedikit-sedikit kesenggol langsung marah, baper, dan ngambek.

Ya, memang sih "gap" usia jugalah yang sering jadi penyebabnya, apalagi kalau "gap" usia tersebut terpaut terlalu jauh dan tambahnya lagi ketika secara jabatan old talent tersalip oleh young talent atau ketika old talent jadi bawahan young talent. 

Inilah juga kendala yang juga sering penulis hadapi di kantor, penulis sering terbentur perilaku old talent yang seringkali ngambekan dan cari pembenaran untuk membantah perintah penugasan ketika penulis mendelegasikan tugas.

Padahal secara posisi jabatan, penulis adalah atasan dari karyawan old talent tersebut, memang sih secara usia terpaut jauh sih, penulis jauh lebih muda di banding beliau, tapikan kalau dipekerjaan itu biar bagaimanapun aturan perusahaan atau aturan kantor soal hierarki profesionalisme lah yang berlaku. 

Padahal, penulis pun dalam mendelegasikan tugas dan bertindakpun tidak mentang-mentang karena sebagai atasan, akan tetapi penulis juga tahu diri bagaimana berlaku bijak dan profesional itu seperti apa, tapi terkadang itulah yang terjadi, old talent yang jadi bawahan penulis ini masih kurang bisa menerima keadaan tersebut.

Ilustrasi gambar karyawan old talent di suatu kantor | Sumber Foto : Freepik.com
Ilustrasi gambar karyawan old talent di suatu kantor | Sumber Foto : Freepik.com

Namun demikian, penulis tetap profesional pada jabatan yang diamanahkan kepada penulis, meskipun para old talent ini masih kurang dapat terima keadaan.

Penulis tetap berpatokan pada amanah kantor mempercaya penulis sesuai jabatan. Tapi ya penulis tidak juga tegas dengan semena-mena, ya tegas yang bijak dengan tetap pada koridor aturan kantor dan etika.

Namanya juga tantangan dinamikan dunia kerja ya memang harus dihadapi, tinggal bagaimana cara meramu ataupun meracik leadership saja kan untuk menaklukan old talent yang gampang ngambekan ini, termasuk Anda kalau situasinya sama seperti penulis.

Nah, sebagai saran saja sih bagi para baby boomer ataupun para old talent, biar bagaimanapun dinamisnya pergerakan dunia kerja itu adalah keniscayaan, perubahan itulah yang konstan, menjadi tua itu pasti, menjadi adaptif itu wajib. 

Oleh karenanya old talent harus bijak menerima perubahan, memberi ruang kesempatan yang seluas-luasnya bagi young talent untuk berkreasi. Jangan gampang ngambekan, baperan, dan kekanak-kanakan tapi saling kolaborasi lah sejatinya solusinya.

Kolaborasi yang elegan dengan menjadi pengayom bagi young talent, bersikap dewasa ketika memang harus tersalip jabatan ataupun jadi bawahan young talent dan tetap profesional megemban amanah jabatan.

Niscaya kalau old talent jadi lebih dewasa bersikap menerima keadaan dan mau kolaborasi dengan bijak dalam realita dunia kerja kekinian. Maka inilah sejatinya matang dan dewasa yang sesunggunya. Bukan dewasa usia tapi tidak dewasa secara berpikir dan bersikap.

Kerjaan itu kalau dikeroyok bersama old talent dan young talent secara kolaborasi dengan senang hati tanpa mengedepankan idealisme dan ego masing-masing itu pasti kerjaan akan tuntas dengan baik, kinerja teamwork pun niscaya akan solid dan kompak.

Demikian kiranya artikel singkat ini. Semoga bermanfaat.

Artikel ke-20, tahun 2023.

Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun