Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sudahlah Jangan Hujat STY dan Timnas, Lebih Baik Move On

11 Januari 2023   09:51 Diperbarui: 11 Januari 2023   10:07 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih timnas Indonesia Shin Tae Yong | Dokumen foto via Kompas.com

Pil pahit memang harus diterima Timnas Indonesia diajang AFF 2022 ini karena pada akhirnya harus gagal melanjutkan langkah ke final setelah kalah agregat 2-0 dengan Vietnam.

Vietnam sendiri setelah sebelumnya berhasil menahan imbang Indonesia 0-0 pada leg pertama di stadion GBK, namun akhirnya pada leg kedua yang berlangsung dikandangnya sendiri, Vietnam berhasil dengan sempurna menaklukan Indonesia dengan skor meyakinkan 2-0 sekaligus melaju ke babak final piala AFF 2022.

Ya, memang kalau kita lihat saat Timnas bertarung melawan Vietnam pada laga leg ke 2 tersebut, Indonesia memang dibuat tak berkutik. Striker Indonesia buntu, lini tengah amburadul, lini belakang tidak tenang dan kerap blunder.

Untung saja masih ada pemain naturalisasi Mark Klok dan Jordi Amat yang tampil sangat bagus sehingga masih ada sedikit perlawanan, kalau enggak lini tengah dan belakang Indonesia bakal jadi bulan-bulanan bisa-bisa Indonesia kalah lebih dari 2 gol.

Sayangnya penampilan militan dan berkualitas Mark Klok dan Jordi Amat tidak di dukung kesetaraan kualitas pemain Timnas yang lainnya.

Problem klasik soal passing masih menjadi permasalahan mendasar, lini depan pun tidak punya striker murni haus gol yang mumpuni, lini tengah pun masih sangat mudah kehilangan bola, lini belakang Indonesia kerap kecolongan umpan crossing pemain Vietnam.

Kita bisa lihat gol pertama Nguyen Tien Linh pada menit 3, berawal dari umpan crossing, begitu juga gol ke duanya dari eksekusi sundulan bola tendangan sudut pada menit 47, awalnya ada peran umpan crossing lalu dibuang oleh Jordi Amat sehingga menghasilkan tendangan sudut.

Nah, kalau kita melihat juga sejak penyisihan grup, apa yang sudah penulis uraikan di atas saat laga leg ke 2 semifinal tersebut secara umumnya terjadi juga saat melawan Thailand. Pada laga perdana melawan Kamboja juga begitu.

Ya, secara umumnya Indonesia bagusnya hanya ketika melawan Philipna dan Brunei saja, tapi ketika ketemu Thailand dan Vietnam, para pemain Indonesia seperti kehilangan akal menembus barisan pertahanan kedua negara tersebut. Mudah kehilangan bola tapi sulit merebut bola.

Bahkan, saat melawan Kamboja saja Timnas kita kelabakan bisa lihat betapa passing masih sering tidak akurat dan lini depan tak bisa memaksimalkan peluang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun