Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Duhai Karyawan, Jangan Terjebak Sindrom "Merasa Paling", 3 Langkah Ini Bisa Jadi Solusi

22 Maret 2021   19:18 Diperbarui: 24 Maret 2021   04:32 2378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar via Gracedepth.com

Ya, disadari ataupun tidak disadari sindrom "merasa paling" di antara sesama karyawan ini memang sering umum terjadi di suatu kantor.

Sehingga ada karyawan yang merasa bahwa di kantor itu hanya dirinya sendirilah karyawan yang paling sibuk, yang paling penting, yang paling diperlukan, yang paling hebat, yang paling benar, yang paling pintar, dan "merasa paling" lainnya.

Bahkan parahnya lagi, sampai ada juga karyawan yang sesumbar, kalau tanpa ada eksistensi dirinya di kantor, maka kantor bisa jomplang ataupun kantor bisa tumbang.

Padahal sejatinya, apa yang disesumbarkan tersebut ataupun dari perilaku "merasa paling" tersebut, belum tentu sesuai ukuran mutu dan kualitas kinerja diri di kantor, bahkan ternyata justru jauh dari kenyataan yang sebenarnya.

Dan perlu diketahui dan jadi catatan penting juga, kalau sindrom "merasa paling" ini dibiarkan saja, bisa-bisa seseorang akan keterusan merembet mengalami gangguan kepribadian, mental dan kejiwaan.

Seperti, megalomaniac, narsisistic, druning-krueger efect, overthinking, dan bermacamnya yang sejenis, yang intinya menyebabkan diri terjebak dalam sindrom "merasa paling".

Wah, gawat juga kan, oleh karena itu daripada nanti kena gangguan kepribadian, mental dan kejiwaan yang ngeri-ngeri itu, bahkan pada akhirnya jadi orang yang sombong, angkuh dan congkak di kantor, lebih baik hindari saja jebakan sindrom "merasa paling" ini.

Lantas bagaimana caranya dong langkah solusi untuk mengatasi ataupun menghindari jebakan sindrom "merasa paling" tersebut?

Ilustrasi gambar via Seruni.id
Ilustrasi gambar via Seruni.id

Nah, berikut ini ada 3 langkah solusi dalam rangka mengatasi ataupun menghindari jebakan sindrom "merasa paling" yang bisa penulis sarankan yaitu;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun