Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Goro-goro Demokrat: Kudeta "Keramat" Moeldoko, Santet, dan Gejala Runtuhnya Politik yang Berjiwa

9 Maret 2021   18:32 Diperbarui: 9 Maret 2021   18:49 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar via liputan6.com

"Proudly present", pegelaran drama kolosal til til til eh sal sal sal (Echo), bertema "Goro-goro Demokrat", dan kali ini mengetengahkan judul, Kudeta Keramat Moeldoko, Santet, dan Gejala Runtuhnya Politik yang Berjiwa.

Teloleeettt,,,tembeliiilittt,,,(Efek visual sangkakala) Jreeeeeeng,,,(Audio Mix efek).

Baiklah para pemirsa dan pembaca sekalian, seperti yang telah kita ketahui bersama "goro goro" telah terjadi di Partai Demokrat, sebuah peristiwa "keramat" terjadi, salah satu punggawa pemerintahan yaitu Moeldoko sang KSP melakukan "kudeta keramat" terhadap Demokrat.

Kudeta keramat ini bermula dari sebuah tempat yang bernama Sibolangit Deli Serdang, perhelatan kongres luar biasa dari kelompok yang juga mengklaim diri sebagai kelompok Partai Demokrat yang sah, menyatakan dengan terbuka mengukuhkan Moeldoko sebagai pimpinan baru Demokrat dan menyatakan secara resmi menurunkan "Pangeran Cikeas" Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari tahtanya di Demokrat.

Mengetahui hal ini, merasa sebagai pemimpin sah Partai Demokrat, maka AHY pun langsung murka dan meradang, "Raja Junior Cikeas" ini, bermaklumat kepada khalayak ramai, bahwasanya Demokrat pimpinan Moeldoko adalah "abal-abal", mereka adalah hanya merupakan "gerombolan ugal-ugalan begal politik".

Namun demikian, maklumat "sang Raja Junior Cikeas" tersebut tak di indahkan, Demokrat Kubu Moeldoko tetap percaya diri menyatakan bahwasanya merekalah Demokrat yang sejati.

Sementara itu, mengetahui ternyata Demokrat Kubu Moeldoko tetap ngotot menyatakan sebagai Demokrat yang sah, maka Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Sang Ketua Majelis Tinggi Demokrat alias "Sang Raja Senior Cikeas" alias juga "The Pepo", sangat geram atas "kudeta keramat" Moeldoko tersebut, sehingga turut mendukung maklumat "sang putra mahkota", dan menyatakan "perang" terhadap Demokrat Kubu Moeldoko.

Bahkan, sejumlah punggawa Demokrat Kubu AHY lainnya di berbagai daerah seperti di antaranya dari Kabupaten Lebak dan Provinsi Sulsel mendukung penuh pernyataan perang SBY "The Pepo".

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya turut bermaklumat, mengancam akan menebarkan santet terhadap Kubu Moeldoko, sementara Ketua Demkorat Sulsel, Nikmatulah bermaklumat untuk mengajak perang fisik secara terbuka, pasukannya pun katanya sudah siap siaga menunggu perintah komando, dengan badik terhunus siap di gerakkan untuk perang.

Wow, sungguh sangat "uwuw" sekali terkait kisruh dualisme atau terbelahnya Demokrat ini, berawal dari kudeta keramat, pernyataan perang fisik, hingga akhirnya tengara perang mistik pun turut dimaklumatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun