Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerita Fabel | Katak, Kecebong, dan Kadal Gurun

7 Januari 2021   21:50 Diperbarui: 7 Januari 2021   21:56 1788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar olah kolase ; foto kadal gurun diambil dari detik.com sedangkan foto katak diambil dari hewanpedia.com

"Setuju!!! Jawab serempak bangsa kadal gurun.

Begitulah gerutu dan kegetiran yang sering sekali berulang dan terulang di antara bangsa kadal gurun tersebut.

Sementara itu, bangsa katak bersama para anak turunannya, tetap menggelar rutinitas keceriaannya setiap hari, siang dan malam saling bergiliran tiada henti, tanpa menggubris sedikitpun dan menaruh empati ada bangsa yang terdera derita karena sering kelaparan.

"Kita bangsa katak adalah bangsa yang paling sempurna dan paling bahagia di padang gurun ini, oase ini adalah sebagai buktinya, jadi untuk apa kita menuruti apa mau para kadal gurun itu".

"Mereka adalah kasta rendahan, buktinya mereka hanya tinggal digurun kering kerontang itu, salah mereka sendiri tinggal di gurun pasir itu, betul tidak!". Kata yang paling dituakan pada bangsa katak tersebut.

"Betul!!! Secara serempak disambut setuju oleh seluruh katak yang ada di oase itu.

"Mereka bisanya hanya mengusik kebahagian kita saja, mereka sering sekali protes pada bangsa kita, padahal mereka itu hanya iri dan dengki pada bangsa kita yang sempurna ini, betul tidak!". Pungkas pemimpin bangsa katak itu.

"Betul!!! Dijawab lagi secara serempak oleh seluruh bangsa katak.

Setiap itu juga para kecebong anak turunan mereka membahanakan tawa, tanda ikut setuju dengan para tetua mereka.

Begitulah koar yang berulang dan sering terulang di antara bangsa katak yang justru membuncahkan kesombongan dari para bangsa katak, yang semakin lupa diri, bahwa sejatinya yang paling sempurna itu adalah Sang Pencipta semesta.

Hari terus berganti, bulan terus berganti, tahun terus berganti, tapi keakuran di antara kedua bangsa di yang mendiami padang gurun kahala tersebut takpernah tercipta konflik terus terjadi secara terulang dan berulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun