Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketelanjuran PSBB yang "Los Dol", Sebabkan "Kecuekan Baru" di Atas Normal

1 Desember 2020   10:36 Diperbarui: 1 Desember 2020   19:10 3015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pikiranku, tak dapat ku mengerti, kaki di kepala, kepala di kaki,,,

Tapi tak dapat ku mengerti,,,

Wow wouwooo,,, 

Ya, begitulah kiranya cuplikan dari lirik lagu yang berjudul di atas normal milik band Peterpan/Noah.

Yang bila dikaitkan dengan situasi pandemi corona di Indonesia, terkait dengan PSBB dan adaptasi kebiasaan baru yang dirasa sudah semakin los dol saja, karena telah terjadi perilaku "kecuekan baru" yang di atas normal.

Dan jadi semakin dapat tak dimengerti lagi, sudah jumpalitan kaki sampai di kepala dan kepala sampai di kaki, tapi pandemi corona di Indonesia bukannya kian terkendali, tapi justru semakin memburuk tak terkendali atau malah semakin lepas kendali.

Entahlah kenapa juga, sebagian besar masyarakat sepertinya semakin dihinggapi kecuekan, kelupaan dan kengeyelan, bahwa virus corona itu benar-benar ada dan pandemi corona masih melanda Indonesia.

Kesadaran sebagian masyarakat untuk tetap disiplin mengindahkan penerapan protokol kesehatan semakin memudar dan menunjukan indikasi yang sangat memprihatinkan, karena sudah semakin lupa, semakin cuek dan semakin ngeyel saja.

Sebagian masyarakat justru seringkali berperilaku berkerumun secara massal, tanpa ada rasa perduli lagi, tak lagi waspada dan telah sirna kehati-hatiannya terkait risiko berbahaya terjadinya penularan dan kluster maut pandemi corona.

Lebih prihatin lagi, terjadinya adaptasi "kecuekan baru" yang menggejala di sebagian masyarakat ini, ternyata turut menghinggapi para pihak yang bertanggung jawab terkait penanganan pandemi corona, yang justru ikut-ikutan melakukan adaptasi "kecuekan baru" tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun