Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Influencer Bukan Buzzer, Ini Alasan dan Tipsnya

21 November 2020   14:29 Diperbarui: 10 Februari 2021   07:50 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Dokumen bersumber dari Hilker consulting

Pertumbuhan Influencer memang sedang tren, meningkat pesat, dan menjadi salah satu alternatif karier menjanjikan yang diikuti dengan kontrak yang mendapat penghasilan besar.

Hal ini karena, peran influencer semakin kekinian sangat penting diperlukan oleh konsumen dan tokoh publik ataupun tokoh tertentu lainnya, untuk mengulas dan mempromosikan merek, profil, gaya hidup, produk, layanan dan sebagainya kepada audiens ataupun khalayak publik.

Sehingga karenanya, audiens dapat memperoleh berbagai informasi yang aktual dan relevan terkait apa yang diinginkan atau dicari oleh audiens termasuk memuluskan tujuan dari para konsumen influencer kepada audiens.

Apalagi dalam perannya, influencer adalah suara yang independen dan kredibel yang memposisikan diri sebagai ahli di bidang industrinya masing-masing dalam rangka mendapatkan kepercayaan dan perhatian dari para followers atau pengikutnya masing-masing.

Tak pelak karena berpeluang mendapat penghasilan yang besar tersebut, semakin banyak saja orang yang ingin menjelajahi dunia perkarieran untuk menjadi influencer.

Hal ini ternyata terjadi juga kepada para karyawan penulis di radio, yaitu para crew-crew radio di berbagai bagian, pada akhirnya penulis mendapati juga bahwa mereka ternyata juga nyambi jadi influencer yang independen dari beberapa produk iklan radio, baik itu iklan komersial maupun iklan layanan masyarakat milik instansi pemerintahan.

Penulis sih oke saja, ketika mereka nyambi menjadi influencer ini, karena itu adalah hak mereka, sebelumnya penulis sebenarnya juga sempat agak pesimis sih dan berpendapat minor tentang influencer dan mengatakan "untuk apa jadi influencer, kan influencer itu sama saja dengan buzzer".

Tapi ternyata, hal tersebut disanggah oleh para crew radio, bahwa antara influencer dan buzzer itu berbeda, dengan tegas mereka mengatakan bahwa influencer itu bukan buzzer.

Alasannya adalah, telah terjadi pembelokan makna yang tidak bertanggung jawab antara influencer dan buzzer karena sebab kepentingan politik.

Begitulah ungkapan dari para crew radio, yang menjelaskan sebagai influencer mereka tidak mau disamakan dengan buzzer, namun terlepas dari pembelokan makna bahwa influencer adalah sama dengan buzzer.

Yang jelas di sini secara faktanya, kalau penulis melihat aktivitas pembuatan konten kreatif para crew radio ini, maka terkait apa yang diutarakan mereka bahwa influencer dan buzzer itu berbeda, ternyata memanglah jelas terlihat berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun