Ya, mama saya adalah sosok inspiratif yang memberikan begitu banyak pengalaman maupun pengajaran berharga dalam kehidupan saya.
Mulai dari kecil sampai dengan sekarang diusia saya yang sudah menginjak 41 tahun ini, saya selalu mengidolakan mama dengan segala ketangguhannya dan kehebatannya.
Ada pengalaman dan pengajaran yang amat membekas dan saya serap tertanam begitu mendalam dan berpengaruh sangat signifikan dari sosok mama dalam hal saya menempuh roda kehidupan ini.
Ya, jujur saja, saya banyak mendapatkan ilmu politik dan ilmu kepemimpinan dari mama saya, sebab mama saya dulunya adalah seorang politisi.
Meskipun semenjak tahun 2006 silam mama sudah mengundurkan diri dari kancah politik, tapi sepak terjang mama saat berkarir menjadi politisi amatlah tertanam begitu spesial bagi saya.
Sebenarnya sih saya sempat sangat marah, antipati dan sangat tidak setuju ketika pada tahun 1996 yang silam, mama memutuskan terjun dalam kancah politik.
Memang sih dalam keluarga, hanya saya saja yang paling antipati dengan keinginan mama untuk terjun ke kancah politik.
Sebab yang tergambar dalam benak saya yang saat itu masih remaja sekitar usia 17 tahun terkait politik itu masih terlalu naif, dangkal dan negatif, bahwa politik itu kejam, politik itu busuk, politik itu buang buang uang, para politisi adalah kumpulan orang orang kejam dan para penghkianat dan bermacamnyalah yang sejenis.
Tapi dengan penuh perhatian dan dengan bijaksana, mama membujuk saya dan mengatakan tujuan mama, kenapa sampai mama harus terjun di kancah politik.
Sampai sekarangpun saya masih sangat mengingatnya, ternyata tujuan yang mendorong mama untuk terjun ke kancah politik waktu itu adalah, berjuang menempatkan keterwakilan perempuan dalam politik, berjuang menegakan anti kekerasan terhadap perempuan dan berjuang dalam rangka meruntuhkan hegemoni patriarki.