Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kontroversi Macron dan Gejala Islamophobia di Indonesia

29 Oktober 2020   20:08 Diperbarui: 29 Oktober 2020   20:12 3461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prancis Emmanuele Macron | Dokumen foto via Republika.co.id

Sebab sangat jelas, Macron telah menyebarkan budaya kebencian, menstigmatisasi dan mengkriminalisasi komunitas Muslim, menghina ajaran Islam, dan menyinggung perasaan Muslim di seluruh dunia.

Macron berlaku mendompleng atau berkedok atas nama kebebasan berekspresi dan berpendapat dengan tujuan utamanya menghina Nabi Muhammad SAW dan mediskreditkan Islam.

Pernyataannya ini justru menunjukkan tingkat kedengkian, kebencian dan permusuhan terhadap Islam dan kaum Muslim di dunia.

Presiden Prancis Emmanuele Macron | Dokumen foto via Pikiran Rakyat.com
Presiden Prancis Emmanuele Macron | Dokumen foto via Pikiran Rakyat.com
Padahal ketika menyangkut Islam dan kaum Muslim, ataupun menyentuh apapun agama yang ada di dunia ini, maka perkara tentang kebebasan berekspresi dan berpendapat harus bertindak sakral dan wajib dihormati.

Kebebasan berpendapat atau berekspresi yang diterapkan Macron hanyalah berdasarkan ukuran tertentu saja, karena sangat kasar ketika terkait Islam dan kaum Muslim, tapi menjadi menyempit ketika terkait selain Islam dan kaum Muslim.

Islamophobia berlebihan menjadi dasar kebijakan hipokrit Macron, dengan memukul sama rata atas pandangannya terhadap Islam, bahwa Islam dan umat muslim adalah Radikalis.

Apapun alasannya, pernyataan sikap yang dilakukan oleh Presiden Perancis yang tentunya mewakili secara kenegaraan terhadap umat Islam dunia, tidaklah pantas dan tidak dibenarkan, maka Macron ataupun Prancis wajib meminta maaf kepada umat Islam dunia.

***

Masih kaitannya dengan kontroversi Macron dan Islamophobia hipokrit Macron, nampaknya juga di Indonesia ini, Islamophobia juga sudah mulai menggejala.

Secara bahasa, Islamophobia berasal dari dua kata, yaitu Islam dan fobia atau phobia (ketakutan yang berlebihan), sehingga bila didefinisikan Islamophobia adalah prasangka atau ketakutan yang tidak wajar terhadap Islam dan kaum Muslim.

Gejala Islamophobia ini semakin nampak, ketika siapapun yang mendakwahkan paham khilafah terkesan terlalu dicurigai ataupun diduga menyebarkan paham radikalisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun