Dinamika sosial politik pemerintah pada masa kepemimpinan Presiden Jokowi nampaknya secara perlahan demi perlahan mulai menjelma jadi semakin mirip dengan "Rezim Orba".
Sebabnya adalah, pergerakan dinamika sosial politik yang tercipta pada masa pemerintahan Jokowi bukanlah karena tatanan kehidupan yang demokratis.
Hal ini terjadi karena rakyat merasa kembali seperti hidup di dalam sebuah "Rumah Kaca". Sebab Segala gerak gerik dari rakyat diawasi oleh pemerintah dengan memberi berbagai tekanan melalui kekuatan tekanan kebijakan dan kekuasaan.
Seperti misal, ketika rakyat yang terlibat aktif dalam berbagai organisasi yang selalu bersikap kritis pada pemerintah, seringkali disikapi secara represif oleh pemerintah.
Bahkan aksi demonstrasi massa yang merefleksikan perjuangan berdasarkan kesadaran pemikiran revolusioner dan kesadaran ideologis, seringkali justru dibungkam dengan tindakan-tindakan yang represif oleh aparat dan pemerintah.
Artinya di sini, berbagai cara dilegalkan dan jadi pembenaran oleh pemerintah, demi membungkam para aktifis dan kelompok masyarakat yang berseberangan dengan pemerintah, sehingga menimbulkan dampak rasa ketakutan dan tertekan, yang memberikan "damage"Â yang signifikan kepada rakyat.
Padahal sejatinya, berbagai gerakan demonstrasi hanyalah merupakan salah satu bagian dari rapat-rapat umum untuk mempengaruhi pendapat umum.
Gerakan demonstrasi adalah sebagai gerakan kesadaran ideologis publik yang sangat dilindungi UUD 1945, gerakan revolusioner yang merupakan dampak yang disebabkan karena perilaku para pengambil kebijakan publik dan pemangku kepentingan sudah mulai kurang peka dan kurang dekat kepada publik.
Apalagi ketika para mahasiswa sebagai "agen of change"Â negara sudah mulai keluar dari sarangnya, bangkit kembali melakukan berbagai pergerakan perjuangan revolusioner yang sangat luas.
Sebenarnya hal ini adalah sebuah sinyal peringatan yang teramat penting bagi pemerintah, bahwa memang ada sesuatu perilaku pemerintah yang memang tidak beres dan perlu diperbaiki.
Sehingga menyebabkan para kaum muda ini, maju bergerak sebagai garda terdepan revolusi, berjuang dengan kesadaran ideologis berdasar hati dan nurani, untuk membela mereka (Rakyat) yang tertindas dari kesewenang-wenangan.