Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pintu Resesi Diambang terbuka, Pintu "Teater" Wisata Mulai Dibuka

10 Agustus 2020   18:10 Diperbarui: 11 Agustus 2020   21:46 2365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Dokumen foto via wartakota.tribunnews.com

Meski diksi era new normal tersebut sudah diganti oleh pemerintah dengan sebutan "era adaptasi kebiasaan baru", namun tetap saja tidak berdampak signifikan dengan perilaku sebagian masyarakat yang tetap mengabaikan protokol kesrhatan terkait pandemi corona.

Tetap saja terjadi salah pemahaman sebagian masyarakat terkait PSBB Transisi yang diberlakukan pemerintah dalam rangka menuju era adaptasi kebiasaan baru ini, masyarakat tetap menganggap semuanya sudah normal kembali dan bebas beraktivitas seperti semula.

Buktinya apa, masyarakat yang terkonfirmasi positif corona tetap saja tidak dapat ditekan, terus semakin melonjak, yang meninggal terus bertambah, belum lagi yang termasuk dalam kasus suspek dan probable.

Hal ini disebabkan karena perilaku sebagian masyarakat yang sudah lebih banyak mengabaikan protokol kesehatan pandemi corona dan tak lagi menganggap kondisi pandemi ini berbahaya.

Sehingga dapat menjadi penegasan, bahwasanya di sini pemerintah memang belum optimal mengedukasi masyarakat secara masif, preventif dan persuasif, tentang bagaimana caranya hidup berdampingan dengan virus corona dan kenapa juga kok masyarakat tetap harus disiplin mematuhi protokol kesehatan terkait pandemi corona.

Protokol kesehatan terkait pandemi corona pun semakin "protol", semakin banyak masyarakat yang tak lagi mengindahkan protokol kesehatan dan kian lama semakin menggejala.

Kemungkinan hal ini bisa disebabkan salah pemahaman dan salah persepsi sebagian masyarakat terkait PSBB Transisi yang diberlakukan pemerintah dalam rangka menuju era adaptasi kebiasaan baru.

Rasa PSBB Transisi karena pertumbuhan ekonomi diambang resesi ini, membuat protokol pandemi layaknya serasa "Herd Imunity", masyarakat seolah-olah seperti dilepas begitu saja tanpa pengawalan dan pengawasan, berjuang hidup dan mati sendiri, serta menjadi korban keganasan virus corona.

Dan yang semakin menjadi lebih berisiko lagi adalah, ketika belum lagi pemerintah bisa menekan lonjakan kasus positif corona, pemerintah sudah meneken kebijakan untuk membuka pintu wisata bagi masyarakat.

Di sinilah yang perlu jadi catatan penting bagi pemerintah soal dibukanya pintu wisata ini, kalau pemerintah tidak ekstra hati-hati dan serius mengawal masyarakat dan menyadarkan masyarakat terkait protokol kesehatan ditengah pandemi, maka membuka pintu wisata ini amatlah berbahaya, apalagi bila nantinya sudah membuka jalur diluar domestik.

Karena dapat sangat berpotensi memperluas rantai penularan virus corona, cluster penularan baru berpotensi akan semakin meluas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun