Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kamu "Anak Baru" tapi Langsung Jadi Atasan, Apa yang Harus Dilakukan?

5 Juni 2020   21:56 Diperbarui: 8 Juni 2020   20:57 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar anak baru yang menjadi atasan | Dokumen foto via Lifepal.co.id

Tapi bertindak tidak tegas justru dapat membuahkan hilangnya kewibawaan, pengaruh, dan performa kamu, yang akhirnya kamu jadi plin-plan, tidak ajeg dan tidak konsisten, baik itu dalam hal mengambil keputusan dan membuat kebijakan.

Bahkan yang lebih parah lagi, bisa membuat kamu justru jadi dikendalikan dan dikontrol hingga tidak dianggap dan diremehkan oleh para bawahan kamu.

Nah, soal ketegasan ini agar kamu bisa tetap bisa bersikap tegas yang elegan, maka kamu bisa mengimprovisasinya dengan penegasan yang santun dan bijaksana.

Maksudnya begini, misalkan contoh ada bawahan kamu yang salah pekerjaannya atau mulai membantah, membangkang hingga malas-malasan sebaiknya jangan langsung mengambil tindakan dengan dikerasi.

Panggil mereka di ruangan kamu, lalu bicaralah baik-baik pada mereka dengan bahasa yang santun, seperti bawahan kamu yang pekerjaannya salah atau kurang pas misalnya, kamu bisa mengatakan pada mereka seperti ini,

"Apa yang sudah mas/mbak/bapak/ibu kerjakan sebenarnya sudah bagus, saya setuju namun gimana biar terlihat lebih bagus lagi kalau yang ini begini yang itu begitu, nah gimana kira-kira"?

Nah di sini sebenarnya kamu sudah menghargai apa yang sudah mereka kerjakan, meski apa yang sudah mereka kerjakan kurang pas ataupun salah dan secara tidak disadari oleh bawahan kamu.

Dalam hal ini justru kamu memberi semacam ketegasan pada mereka kalau kamu sebenarnya kurang pas dengan hasil pekerjaan mereka.

Bagaimana kalau ada bawahan kamu yang mulai membangkang, membantah hingga malas malasan?

Sama juga, panggil mereka ke ruangan kamu, ajak bicara baik-baik, upayakan dengan obrolan yang santai dulu atau istilahnya basa-basi dulu lah, tapi dengan bahasa yang santun.

Nah, di sela obrolan santai itu pelan-pelan kamu masuk ke pokok inti yang menjadi permasalahnya, seperti begini misalnya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun