Jadi sebenarnya, pendidikan literasi seksualitas itu bukan hanya sekedar pendidikan mengenai aspek fisik seksualitas ataupun aspek biologis seksual saja, akan tetapi, meliputi juga tentang bagaimana pemberian pengetahuan seks secara komprehensif mengenai tubuh dan seksualitas.
Pendidikan literasi seksual yang komperehensif tersebut didalamnya ada termasuk juga berbagai aspek-aspek psikologis, emosional, relasional dan sosial.
Seperti tentang pengajaran emosi dan kematangan berpikir atau psikologis yang ditambah juga dikuatkan pondasinya melalui pembekalan dan pemahaman agama, dapat memberikan wawasan tentang segala sesuatu hal yang berhubungan dengan organ reproduksi atau seksualitas.
Dengan mengetahui pendidikan seksualitas yang dini dan komprehensif ini, maka anak-anak bisa bertumbuh kembang secara sehat, untuk mengetahui hak-hak seksualitasnya, serta dapat berperan membekali anak-anak, untuk melindungi dan membentengi diri dari berbagai ancaman yang berkaitan dengan seksualitas, seperti kekerasan dan pelecehan seksual, kehamilan tak dinginkan maupun infeksi menular seksual dan lain sebagainya.
Lalu seperti apa sebenarnya kepraktisan pendidikan literasi seks bagi anak itu?
Bukan bermaksud mengajari tapi semoga sedikit ide ataupun gagasan dan saran pada artikel ini bisa menjadi pembelajaran bagi bersama.
Kita bisa melihat bagaimana pergaulan bebas menjadi ancaman yang begitu serius di Indonesia, karena perkembangannya semakin merangsek masuk mempengaruhi bangsa Indonesia.
Perilaku penyalah gunaan atau penyimpangan hubungan seks, hubungan seks pra nikah/seks bebas semakin mewabah di negeri ini. Ditambah lagi fenomena maraknya do sexting for popularity juga sudah mulai begitu menggejala dan mulai membudaya jadi gaya hidup.
Berbagai fakta kasus yang terungkap, seperti banyaknya korban-korban wanita hamil pra nikah, korban perilaku penyimpangan seks (LGBT), pesta seks, sampai dampak terparah adanya kasus aborsi terkuak nyata.
Hal ini biasanya disebabkan karena adanya beberapa faktor seperti,
Faktor kurangnya perhatian orang tua dalam mengontrol dan memberikan pendidikan literasi seks bagi anak-anaknya. Kesibukan orangtua juga bisa menyebabkan orangtua tidak lagi memiliki waktu untuk sekadar mengobrol dengan anak-anak, sehingga anak-anak mencari cara lain ntuk menarik perhatian orang tua.
Faktor lingkungan dan pergaulan yang salah, ingin coba-coba dan keingintahuan yang salah.