Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingnya Klakson, di Antara Perilaku Apatis dan Pemicu Emosi

14 Januari 2020   10:45 Diperbarui: 14 Januari 2020   10:42 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Dokumen Kompas.com

Pasti kebanyakan dari kita pernah nglakson orang eh tau tau orangnya malah marah, atau justru sebaliknya kitanya yang emosi jiwa ketika diklakson orang.

Padahal sebenarnya posisi orang tersebut atau kita sendiri yang memang kondisinya harus diklakson, tapi kenapa yang banyak terjadi adalah emosi dan tidak terima karena diklakson, bukannya mengerti maksud klaksonnya malah dicuekin terkesan apatis atau malah makin ngamuk.

Lebih parah lagi adalah dari klakson justru berubah jadi adu mulut, yang satu ngerasa gak terima karena diklakson yang satunya lagi merasa klaksonnya udah bener, lah laaah jadi mulut deh yang main klason klaksonan, waduuuh.

Sejatinya Klakson itu sangat penting sebagai isyarat peringatan yang berfungsi untuk saling komunikasi antara pengendara atau pengguna jalan lainnya, dan merupakan salah satu syarat wajib yang harus dimiliki kendaran bermotor, bahkan ada aturan tegas tentang kewajiban memiliki klakson dan didenda kalau kendaraan tidak memiliki klakson.

Setiap kendaraan pastinya sudah ditentukan bagaimana model dan ukuran suara klakson masing masing sesuai ukuran kendaraan.

Tentu saja, dalam penggunaannya tidak juga semena mena, harus sesuai juga dengan etika kepantasan, sesuai situasi dan kondisinya, dan mestinya secara umumnya reflek dan naluri orang sangat paham kapan secara situasionalnya klakson itu digunakan.

Yang jadi persoalannya adalah, kenapa ketika situasi memang memenuhi syarat dan klakson dibunyikan sesuai etika kepantasan, entah kenapa sekarang ini banyak orang yang alergi bila diklakson di jalan, padahal pada kondisi tertentu dan darurat klakson bisa menghindarkan dari kecelakaan bahkan menyelamatkan nyawa.

Ambil saja contoh, ada pengendara sepeda motor  yang awalnya berada dipinggir jalan, lalu lalai juga memperhatikan spion, tetiba mau masuk ke tengah, tentu pengendara lain yang melihat gelagat ini akan sangat wajar bila reflek mengklakson pengendara tersebut muncul dan membunyikan klakson, agar tau kalo dibelakangnya ada pengendara lain dan mengingatkan untuk hati hati.
Bayangkan saja kalau tidak dikasih kode dengan klakson, bisa bisa terjadi kecelakaan fatal.

Tapi apa, kebanyakan yang terjadi adalah justru ketika klakson dibunyikan, pengendara yang diingatkan tersebut malah murka, bahkan tak ayal juga malah umpatan yang keluar dari mulut si pengendara yang diingatkan.

Terus ada lagi yang lebih lucu, ada pengendara dijalur cepat, tapi mengemudi dengan kecepatan dibawah standar jalur cepat, bahkan saking santainya hanya dengan kecepatan 30 km/jam, lalu ketika di klakson agar mengerti dan berpindah ke jalur lambat, eeh malah yang terjadi adalah di kacangin alias dicuekin. Entah gak paham maksud klaksonnya atau gagal paham aturan jalur cepat, sampai saat ini masih misteri yang lucu sekali.

Ini masih sedikit contoh, pada kondisi tertentu lainnya masih banyak sekali orang orang yang justru marah bila diklakson oleh pengendara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun