Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Cahaya

20 Oktober 2019   21:14 Diperbarui: 20 Oktober 2019   21:18 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Pixabay.com

Elok senja iringi langit yang menggelap, sang surya perlahan makin memerah namun lambat laun cahayanya kian memudar dan perlahan menghilang bak ditelan oleh lautan yang luas hingga hilang dibawah batas cakrawala.

Perlahan redup malam mulai menerang, karena sisa cahaya surya menjemput mesra sang rembulan yang sedari siang memucat pasi dan kini nampak memburaikan cahaya keindahan diantara awan awan yang melintas.

Perlahan lahan, gugus bintang bintangpun yang sedari siang tadi turut sembunyi, cahayanya kini ramai berkerlipan.

Oh cahaya, betapa tiada indah siang dan malam tanpa bias sinarmu.

Balikpapan, 20 Oktober 2019.

Sigit Eka Pribadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun