Papua Kembali membara, hari senin 23 September 2019, kembali menjadi catatan kelam bagi Indonesia.
Seperti yang diberitakan oleh berbagai media, dikabarkan, Kota Wamena dilanda unjuk rasa atau demonstrasi.
Ribuan massa yang terdiri dari pelajar SMA, mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya, berunjuk rasa hingga pada  akhirnya berujung kerusuhan massa dan mengakibatkan timbulnya korban jiwa dan harta benda.
Perkantoran instansi pemerintahan banyak yang dibakar diantaranya seperti Kantor Bupati Wamena, Kantor Bapeda, Kantor BPS, Kantor KUA dan sejumlah kantor lainnya di Kota Wamena rusak parah terbakar.
Massa yang semakin beringas dan tak terkendali juga merusak dan membakar sejumlah toko toko yang ada di seputaran kota Wamena.
Korban jiwa akhirnya berjatuhan, diberitakan sekitar 17 orang masyarakat sipil dan 1 Anggota TNI meninggal dunia  dan ratusan lainnya luka parah dan luka ringan.
Disinyalir dan diduga pemicu kerusuhan di wamena adalah dampak dari perlakuan rasialis yang dilakukan oleh seorang oknum guru SMA PGRI di Wamena yang melakukan tindak rasialis pada putra asli Papua.
Hingga sampak saat ini pihak yang berkaitan dengan keamanan baik TNI dan Polri menyatakan situasi dan kondisi wamena sudah terkendali.
Namun jadi sangat memilukan dan menyedihkan, kasus rasial kembali menjadi pemicu terjadinya kerusuhan, betapa sedikit saja kebersinggungan yang menyangkut SARA bisa menjadi bencana yang sangat dahsyat.
Segenap Bangsa Indonesia kembali mengelus dada, melihat situasi dan kondisi yang tengah melanda negeri ini.
Padahal sebelumnya pemerintah telah berbuat dan berupaya, untuk mengatasi persoalan yang terjadi di papua.