Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi mengatakan kepastian lokasi pemindahan ibu kota negara masih menunggu kajian. Ada satu atau dua kajian lagi yang harus jadi pertimbangan untuk menetapkan ibukota baru Republik Indonesia.
Jokowi membantah pernyataan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil yang sempat memberikan pernyataan memastikan ibu kota negara akan pindah ke Kalimantan Timur.
Seperti diketahui terkait pemindahan ibukota baru ini pihak pihak yang berwenang telah melakukan berbagai kajian sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan lokasi ibu kota baru.
Kemudian sesuai rencana, pemindahan ibukota baru membutuhkan dana berkisar 466 Trilyun Rupiah. Yang dipergunakan untuk membangun kawasan sekitar 40 Hektar dan 1, 5 juta penduduk.
Lalu, soal Keberanian Sofyan Djalil yang istilahnya bisa dibilang keceplosan yang sempat mengungkap keinginan Jokowi memindahkan ibukota negara ke Kaltim.
Meskipun dalam hal ini seolah olah ada miss komunikasi antara Jokowi dan Sofyan Djalil sepertinya pernyataan blak blakan Sofyan Djalil ini sedikit banyak membuka misteri wilayah mana yang akan menjadi ibukota negara yang baru.
Seperti dikutip dari Cnn.com Sofyan Djalil sempat mengungkapkan Kaltim sebagai ibukota RI yang baru.
Iya Kalimantan Timur, tapi belum tahu lokasi spesifiknya di mana ya belum," ungkap Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (22/8).
Sofyan mengatakan pemerintah belum ingin terang-terangan membuka di mana lokasi pasti ibu kota baru karena ingin lebih dulu memastikan kesiapan lahan di kawasan tersebut.
Sebab, pemerintah membutuhkan luasan tanah yang tak sedikit untuk membangun Istana Negara dan berbagai kelengkapan pemerintahan. (Cnn.com)
Yang jelas, setelah Sofyan Djalil memberikan pernyataan ini maka dalam hal ini Presiden Jokowi istilahnya pasti sudah memarahi Sofyan, atas pernyataannya tersebut.