Mohon tunggu...
M FerdyDaryono
M FerdyDaryono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aku manusia kak, sumpah😔

Namanya juga hidup kak, kalo takut jalanin hidup, mending gausah hidup ya kak🙏

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hukum Melakukan Sholat Tahajud Sebelum Tidur

4 Mei 2021   23:44 Diperbarui: 4 Mei 2021   23:54 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain shalat wajib, Allah memberikan pahala melalui amalan shalat sunnah lainnya. Salah satu shalat sunnah yang paling utama karena keutamaannya yang luar biasa adalah shalat tahajud, shalat tahajud memiliki sejumlah keutamaan yang besar lantaran dilaksanakan pada saat manusia tengah menikmati tidur lelapnya, di tengah udara dingin malam, orang yang bertahajud juga harus berperang melawan nafsu dan bisikan syetan untuk meneruskan tidurnya.

Imam Al-Qurthubi dan Imam An-Nawawi sepakat bahwa kata "tahajud" berasal dari kata "hujud", di mana "hujud" merupakan suatu kata yang memilki dua makna yang berlawanan, yaitu "tidur" dan "terjaga di malam hari", sedangkan "tahajud" itu sendiri bermakna "terbangun setelah tidur". Lalu "tahajud" menjadi nama salah satu shalat. Shalat ini dinamakan "tahajud" karena seseorang terbangun dari tidurnya di malam hari untuk melakukan shalat.

Meski demikian, ada pendapat lain mengatakan bahwa "tahajud" memiliki arti mujanabatul hajud yaitu menjauhi tempat tidur. Dengan demikian, semua shalat malam yang dikerjakan seseorang bisa disebut tahajud jika dilakukan setelah bangun tidur atau di waktu banyak orang tidur. 

Abu Bakr Ibn 'Arabi menerangkan bahwa: "Makna tahajud ada tiga pendapat: pertama, tidur kemudian shalat lalu tidur lagi, kemudian shalat. Kedua, shalat setelah tidur. Ketiga, tahajud adalah shalat setelah Isya". Beliau berkomentar tentang yang pertama, bahwa itu adalah pemahaman ulama tabi'in, yang menyandarkan pada keterangan bahwa Nabi tidur kemudian shalat, kemudian tidur, lalu shalat. Sedangkan pendapat paling kuat menurut Malikiyah adalah pendapat kedua, dengan demikian, ada yang mengatakan bahwa shalat tahajud adalah semua shalat sunah yang dikerjakan setelah Isya, baik sebelum tidur maupun sesudah tidur.

Namun, Allah memberikan ganjaran pahala yang besar bagi hamba-Nya yang melaksanakan shalat tahajud. Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Ma'arif di Natar, Lampung, al-Habib Ahmad Ghazali Assegaf, mengatakan bahwa shalat tahajud memiliki banyak keutamaan. Rasulullah saw menegaskan tentang fadhilah shalat tahajud dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, yang berbunyi, "Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam."

Shalat tahajud merupakan jalan meraih ridha Allah swt, dikabulkannya do'a, dan mencegah dari berbuat dosa. Sebab, shalat tahajud ini adalah kebiasaan orang-orang yang shalih. Sebagaimana sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Abu Umamah Al-Bahli ra, yang berbunyi: "Hendaklah kalian mengerjakan qiyaamullail (shalat malam), sesungguhnya ia adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, dan ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala, mencegah perbuatan dosa, menghapus kejahatan atau dosa dan menangkal penyakit dari badab." (Diriwayatkan At-Turmudzi, Al-Hakim).

"Jadi shalat malam ini tidak hanya berfaidah dari sisi Allah swt dan wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga berfaidah untuk jasad dia secara fisik," kata Habib Ahmad, ada beberapa amalan yang dianjurkan saat hendak melaksanakan shalat tahajud dan setelahnya. Habib Ahmad menuturkan, saat hendak bangun malam untuk bertahajud, sebelum tidur Rasulullah saw memiliki kebiasaan melaksanakan shalat dua atau empat rakaat. Selanjutnya, Nabi saw tidur dalam keadaan suci karena memiliki wudhu setelah shalat, Rasulullah saw kemudian berniat untuk bangun di malam hari untuk bertahajud.

Habib Ahmad mengatakan, Rasulullah saw melaksanakan shalat tahajud dalam angka yang tidak tentu selama hidupnya. Umumnya, Nabi saw melaksanakan shalat dengan bilangan dua rakaat semampunya, kemudian ditutup dengan shalat witir. "Terkadang beliau melaksanakan shalat langsung tanpa dijeda dengan salam setiap dua rakaat. Misalnya, shalat tahajud 10 rakaat dengan satu salam dan ditutup dengan satu kali witir," lanjutnya, setelah melaksanakan shalat tahajud, dianjurkan untuk membaca do'a tahajud dan do'a lain yang ingin dipanjatkannya sesuai hajatnya masing-masing. 

Adapun jika ia ingin menanti waktu Subuh, dianjurkan untuk terus berdzikir hingga tiba waktunya Subuh. Menurut Habib Ahmad, Rasulullah saw jika setelah melaksanakan shalat tahajud di malam hari, beliau akan berbaring dengan sisi sebelah kanan sembari menunggu adzan Subuh. "Setelah Subuh, Nabi saw akan bangkit dan melaksanakan shalat 2 rakaat shalat sunat fajar, yaitu shalat sunnah qabliyah Subuh," tambahnya.

Oleh karena itulah, shalat tahajud termasuk bagian dari shalat malam. Namun, kata Habib Ahmad, tidak semua shalat malam adalah tahajud. Karena shalat malam bisa saja dilakukan sebelum orang tersebut tidur, dalam hal ini, ia mengatakan ada kebiasaan dari sebagian orang-orang shalih yang melaksanakan shalat malam sebelum tidur. Meski demikian, ia menekankan akan lebih utama jika shalat malam tersebut dilaksanakan setelah tidur atau yang disebut shalat tahajud.

Di antara shalat-shalat sunnah terdapat beberapa shalat sunnah yang pelaksanaannya dilakukan di malam hari. Melakukan shalat seperti ini dinamakan qiyam al-lail. Salah satunya adalah shalat Tahajud. Allah berfirman, yang artinya: "Dan pada sebagian malam hari tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu". (QS. Al-Isra': 79)

Al-Hajjaj bin 'Amr Al-Mazini, salah seorang sahabat Rasulullah berkata: "Apakah salah seorang di antara kalian mengira apabila ia mendirikan shalat di malam hari sampai subuh bahwa ia telah bertahajud? Tahajud itu adalah shalat setelah tidur, kemudian shalat setelah tidur, kemudian shalat setelah tidur. Demikian itulah shalatnya Rasulullah" (HR. Thabrani no. 8670)

Allah Tabaraka wa Ta'ala turun ke langit dunia pada setiap malamnya hingga tersisa sepertiga malam yang terakhir, Allah berfirman, 'Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, akan Aku ampuni (HR. Bukhari no. 6321)

Ini merupakan pendapat ulama madzhab Syafii dalam bukunya As-Syarhul Kabir, beliau menegaskan, "Tahajud istilah untuk shalat yang dikerjakan setelah tidur. Sedangkan shalat yang dikerjakan sebelum tidur, tidak dinamakan tahajud". Setelah menyatakan keterangan tersebut, Ar-Rafi'i membawakan riwayat dari katsir bin Abbas dari sahabat Al-Hajjaj bin Amr radhiyallahu 'anhu yang berbunyi, "Diantara kalian menyangka ketika melakukan shalat di malam hari sampai subuh dia merasa telah tahajud. Tahajud adalah shalat yang dikerjakan setelah tidur, kemudian shalat setelah tidur. Itulah shalatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam". 

Abu Bakr Ibnul 'Arabi mengatakan, tentang makna tahajud ada 3 pendapat: pertama, tidur kemudian shalat lalu tidur lagi, kemudian shalat. Kedua, shalat setelah tidur. Ketiga, tahajud adalah shalat setelah isya. Beliau berkomentar tentang yang pertama, bahwa itu adalah pemahaman ulama tabi'in, yang menyandarkan pada ketarangan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidur kemudian shalat, kemudian tidur, lalu shalat. Sedangkan pendapat paling kuat menurut Malikiyah adalah pendapat kedua. 

Namun bagi anda yang dikhawatirkan tidak mampu bangun sebelum subuh untuk tahajud, dianjurkan untuk shalat sebelum tidur. Sekalipun tidak disebut tahajud oleh sebagian ulama, namun dia tetap terhitung melakukan qiyam lail, yang pahalanya besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun