Mohon tunggu...
Sifa Sanjurio
Sifa Sanjurio Mohon Tunggu... Dosen - Traveler

Perempuan asli Cianjur Jawa Barat Indonesia yang bercita cita ingin membahagiakan Ummi tercinta. Pernah kuliah di UIN Ciputat, UI salemba dan Tehran University. Open Minded, Cinta NKRI. Farsi in advance. sifasanjurio@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menengok Negara Para Dewa Part 1

29 Juli 2014   16:09 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:10 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14065973311303587859

Visa Schangen

Tahun ini, tepatnya 23 Juli 2014 saya berkesempatan berkunjung ke negara para dewa, yang kebetulan saya berangkat dari negara para mullah. Sebenarnya perjalanan ini bisa dilakukan via darat. dan saya punya rencana untuk hal tersebut, tetapi gagal di tengah jalan, karena ketidakjelasan Visa Turki  yang saya singgung di tulisan sebelumnya. Pada akhirnya saya ambil jalan udara Tehran Athena dengan menggunakan Qatar Airways, transit di Doha selama kurang lebih 6 jam.

Negara Yunani merupakan anggota Uni Eropa yang masuk ke dalam Schangen States, artinya ketika kita akan pergi ke Yunani, maka visa yang digunakan adalah visa Schangen. Dengan visa tersebut kita bebas masuk ke negara negara Eropa lainnya yang masuk ke dalam negara Schangen, seperti Austria, Jerman, Perancis, Belanda, Spanyol, Roma, dan lain lain. Ketika saya menguruskan visa tersebut, alhamdulillah tak ada kendala apa apa, karena saya adalah tamu undangan yang mendapat 'invitation letter' dari KBRI di Athena, walaupun begitu kita tetap membayar untuk visanya, yaitu sebesar 2.200.000 riyal atau sekitar 80 dollars US.

Mesjid atau Gereja

Yunani bisa dikatakan negara 1000 gereja, anda dengan mudah bisa menemukan banyak gereja dalam hanya beberapa meter saja, dan uniknya bangunannya seperti Mesjid di Turki. Ini yang membuat saya penasaran, Apakah Mesjid Turki yang mencontoh Gereja di Yunani ataukah sebaliknya.. Ternyata jawabannya adalah Mesjid lah yang Mencontoh Gereja. Mesjid Hagia Sophia di Istanbul Turki, bekas Gereja Ortodox  dan akhirnya menjadi Museum pada tahun 1935 oleh Mustafa Kemal Ataturk sampai sekarang merupakan rancangan dua orang ilmuwan asal Yunani.

Tak ada satu pun Mesjid di negara Yunani,  menjadikan Athena satu-satunya ibukota negara anggota Uni Eropa yang tidak memiliki masjid. Sejak Yunani merdeka dari Kekhalifahan Usmani pada 1832, tidak pernah ada pemerintah yang mengizinkan pendirian masjid. Masjid dianggap "tidak sesuai dengan budaya Yunani". 90 persen lebih penduduknya beragama Kristen Ortodox. Adapun mereka yang beragama Islam merupakan pendatang atau imigran dari Pakistan, Bangladesh, Palestina dan Mesir.

[caption id="attachment_317143" align="aligncenter" width="461" caption="Saya di depan Gereja di Athena Yunani (Dok: Pri)"][/caption]

Penduduk

Dengan area 50,949 mil persegi (131,958 kilometer persegi),Negara ini mempunyai lebih dari dua ribu pulau, dan hanya 170 yang berpenduduk. Lebih dari 40% populasi tinggal di ibukota Athena (Athina dalam bahasa Yunani). Sejak menjadi ibukota Yunani modern. Sudah berpenduduk selama 7000 tahun, Athena adalah kota tertua di Eropa. Kota tersebut merupakan tempat lahirnya demokrasi, filsafat Barat, Olimpiade, ilmu politik, literatur Barat, historiografi, prinsip matematika utama, dan teori Barat tentang tragedi dan komedi.

Masyarakat Indonesia

Jangan dibandingkan dengan Iran (negara yang saya tinggali sekarang) dimana masyarakat Indonesia sangat sedikit ditemukan. Di Yunani dan yang membuat saya kaget ada hampir seribu orang Indonesia, yang kebanyakan dari mereka bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga yang digaji sangat besar, bayangkan dalam sebulan bisa meraup gaji paling sedikit 700 euro bahkan ada yang mencapai 3000 euro. Tak heran ketika saya menghadiri acara buka puasa di KBRI dan berlebaran di Wisma  Duta. banyak sekali yang hadir yang kebanyakan dari mereka TKW (Tenaga Kerja Wanita), antrian pun sampai melingkar bak ular.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun