Mohon tunggu...
Sifa Sanjurio
Sifa Sanjurio Mohon Tunggu... Dosen - Traveler

Perempuan asli Cianjur Jawa Barat Indonesia yang bercita cita ingin membahagiakan Ummi tercinta. Pernah kuliah di UIN Ciputat, UI salemba dan Tehran University. Open Minded, Cinta NKRI. Farsi in advance. sifasanjurio@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Puasa dan Lebaran di Yunani -Part2-

30 Agustus 2014   16:42 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:06 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prolog

Sudah menjadi cita cita ku ingin merasakan Ramadhan dan Lebaran di Negara orang, Ini merupakan pengalaman ketiga saya puasa di negeri orang, tepatnya Yunani. Berangkat dari Iran seminggu lagi menjelang lebaran. Iran dan Yunani sama sama sedang mengalami musim panas, yang mencapai 40 derajat celcius. Jadi tak jauh beda lah dengan Iran. hanya Athens, Ibu kota Yunani dimana saya tinggal tidak terlalu panas dibanding Tehran. Pun kegiatan di KBRI Athens tidak jauh beda dengan KBRI Tehran, yang mengadakan Buka Puasa Bersama plus Tarawih dan Kultum seminggu sekali.

Bedanya hanya yang menyampaikan kultum pada minggu terakhir menjelang lebaran sekalian imam dan khatib Ied Fitri KBRI mengundang dari negara lain, kebetulan kemarin KBRI mengundang Mahasiswa S2 Matematika dari Jerman, Lulusan Gontor dan ITB. Sementara dari KBRI Tehran mengundang mahasiswa agama dari Qom, salah satu kota di Iran. Berbeda juga ketika banyak masyarakat Indonesia yang mengikuti acara shalat Ied dan berlebaran di Wisma Duta, sampai untuk salaman dengan Bapak dan Ibu Dubes pun harus mengantri panjang. Di Tehran karena masyarakat kita sedikit, kita tidak perlu mengantri hanya untuk salaman dengan bapak dan ibu dubes.

[caption id="attachment_321574" align="aligncenter" width="490" caption="Suasana Shalat Ied di Wisma Duta Athena. Ketiga dari kanan adalah Ibu Dubes RI untuk Yunani"][/caption]

[caption id="attachment_321575" align="aligncenter" width="490" caption="mengantri untuk bersalaman dengan bapak dan ibu dubes RI"]

14093640531969634731
14093640531969634731
[/caption]

Zakat Fitrah

Oh ya ada pengalaman menarik tentang zakat fitrah, karena saya telat menunaikannya, sebelum shalat Ied, dalam perjalanan dari rumah ke wisma duta, kita mencari cari pengemis atau tukang sampah atau siapalah yang berhak menerima zakat, karena zakat fitrah saya harus diberikan paling telat sebelum shalat Ied dilaksanakan. Dan wisma duta pun sudah semakin dekat, tapi tidak satu pun pengemis ditemukan, waduh bagaimana ini.. Sampai akhirnya persis hanya beberapa meter lagi ke wisma, terlihat dua orang petugas sampah sedang menunaikan tugasnya, langsung saja saya keluar dari mobil, dan memberikan zakat fitrah saya sebesar 5 euro sambil dalam hati niat zakat fitrah. (Terimakasih Bunda Beda.. you saved me)

Open House

Berbeda dengan di negeri sendiri, lebaran adalah waktu menyelenggarakan 'open house', menerima tamu atau menjadi tamu tanpa harus diundang. oleh karena itu makanya di setiap rumah selama lebaran kue kue enak dan gurih serta lezat akan memenuhi meja meja tamu. Lain lagi di Luar negeri, ketika satu sama lain sudah bertemu di wisma duta, maka itu sudah dianggap cukup sebagai silaturahmi, kecuali ada beberapa orang yang mengadakan 'open house' di rumahnya. Ketika saya lebaran di Athens Yunani, ada dua orang keluarga Indonesia yang mengadakan 'open house' dan saya pun diundang, yaitu salah satu diplomat KBRI, yang kedua dari masindo atau masyarakat Indonesia yang bekerja di Yunani. Kedua tuan rumah 'open house' tersebut menyediakan berbagai panganan Indonesia, dari mulai Bakso, Siomay, Sate, Soto sampe Jamu.. Semua hasil racikan tuan rumah, dan suasananya benar benar kekeluargaan, apalagi ketika kita di rumah masindo, yang pekarangan depannya mirip kebun, dengan pepohonan yang rindang, dibawahnya meja meja yang penuh dengan kue kue tradisional Indonesia, juga minumannya termasuk Jamu. kita duduk di sekitar meja tersebut ngobrol 'ngaler ngidul' sambil sesekali memasukkan sesuatu yang enak ke mulut kita, hehe.. kalau mau makan berat, kita langsung ke dalam rumah yang menyediakan beberapa macam makanan berat, meja besar pun yang ada di tengah rumah penuh dengan makanan.

[caption id="attachment_321577" align="aligncenter" width="420" caption="bersama Masindo -Masyarakat Indonesia- di Athens. Tampak satu botol Jamu di atas meja. "]

14093643601527647563
14093643601527647563
[/caption]

Berbeda dengan di Tehran, walaupun kita sudah ketemu di wisma duta, ada kebiasaan kita 'ngiter' atau berkeliling mengunjungi rumah rumah senior atau orang yang sudah lama tinggal disini. Namun kebudayaan ini pun lambat laun warnanya mulai pudar. Ketika saya tanyakan bagaimana lebaran tahun ini, keliling ga? dan saya tanya ke salah satu masyarakat atau sesepuh Tehran yang sudah lebih dari 30 tahun tinggal di Tehran, dan beliau menjawab, tidak ada tuh seperti dulu lagi, keliling ke rumah rumah orang Indonesia untuk bersilaturahmi.

Beda di Tehran, beda di Qom, Qom sebagai kota suci Iran, yang terletak tidak begitu jauh dari Tehran, hanya sekitar 2 jam perjalanan menggunakan mobil dari Tehran kesana, kebetulan banyak mahasiswa Indonesia disana (sekitar kurang lebih 200 orang, bukan ribuan orang seperti yang diberitakan dulu oleh salah satu media terkenal Indonesia yang 'gegabah' dan 'tidak teliti' dalam menampilkan berita) Hari lebaran, merupakan ajang silaturahmi dan mereka melakukan tradisi 'saling berkunjung' ke rumah rumah, seperti di Indonesia.

Oh ya, dalam hal bertamu, ada perbedaan mencolok antara kebudayaan Asia dan Eropa. di Asia, tepatnya di Indonesia, ketika kita mau sekedar mampir atau main, silahkan saja, monggo tanpa harus konfirmasi dulu, kita akan senang kedatangan tamu. Tetapi di Eropa, walaupun hanya untuk main saja, kita harus konfirmasi terlebih dahulu, apakah kita diijinkan untuk main ke rumah atau tidak, dan mereka pun akan merasa 'biasa saja' ketika mereka bilang, oh maaf, hari ini kita gak bisa diganggu dulu, mungkin besok ya, telpon aja dulu ya, dan ingat orang bule harus serba 'komplit' lengkap dengan penyebutan jam berapa kita akan datang, dan mereka tidak akan lagi 'respek' kepada kita, ketika kita telat dari yang dijanjikannya, padahal hanya untuk main saja ke rumahnya. Terkadang saya jadi suka malas berkunjung ke teman teman yang 'saklek' seperti itu.

Ingat di kampung ya, terutama di Cianjur, orang orang masih menganggap bahwa 'tamu' itu membawa rezeki dan berkah, mereka akan bahagia sekali ketika kedatangan tamu, dan mengeluarkan serta mengorbankan apa yang mereka punya. Termasuk sahabat saya di Athena ini mempunyai kepercayaan tersebut, sampai saya dibuatnya malu dan tidak bisa berkutik karena kebaikannya (Semoga kebaikanmu selama ini dibalas berlipat lipat olehNya). Tetapi ingat, waktu bertamu itu maksimal 3 hari 3 malam ya, selain itu kamu sudah jadi keluarganya, artinya bukan raja dan ratu lagi yang harus diladeni semuanya. Itulah ajaran agama kami.

Puasa di tengah terik matahari sudah biasaaa..

Kalau sudah niat, semuanya akan terasa ringan, termasuk puasa pada musim panas tahun ini. Termasuk sahabat sahabat cilik saya disini, mereka berpuasa sampai penuh, dan mereka dengan tidak mengeluh tetap semangat menjalaninya. selepasnya Ramadhan, menjadi terasa sekali aura lebarannya, karena kita benar benar telah 'memenangkan' perang dengan hawa nafsu selama sebulan lamanya. Oleh karena itu anak anak yang berpuasa tersebut, tak jarang orang tua mereka benar benar appreciate sekali atas kekuatan, kesabaran mereka selama bulan Ramadhan. Tak salah, sahabat sahabat cilik saya pun yang berusaha 10 dan 11 tahun yang tamat puasanya selama satu bulan penuh dihadiahi Tablet dan Handphone yang bermerek dan bagus sekali, kita menyaksikannya 'gigit jari' saja pemirsa, hehe..

[caption id="attachment_321581" align="aligncenter" width="490" caption="Jagoan kita -Putri dan Kiki- ketika dibelikan hadiah oleh Bunda Beda, di salah satu Mall di Athena."]

1409365455786296302
1409365455786296302
[/caption]

Masyarakat Yunani

Masyarakat Yunani sendiri tidak merayakan Idul Fitri atau menjalankan puasa, karena mereka beragama kristen ortodox dengan sebutan Papas untuk ulama setempat,berpakaian khusus, warna hitam dan sedikit beda dengan ulama ulama kristen yang pernah saya lihat. ada sebagian masyarakat Indonesia yang bekerja disana menikah dengan orang Yunani asli, dan menetap disana, sebagian mereka berpindah agama menjadi muslim. Jadi tidak ada suasana Ramadhan atau lebaran disana, kecuali di lingkungan wisma duta RI dimana seluruh masyarakat Indonesia dan sebagian orang Yunani merayakannya.

-Akhir Juli 2014-

better late than never.. berlanjut ke Menengok tempat tempat wisata di Yunani -Part 3-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun