Mohon tunggu...
sidrotul hikmah
sidrotul hikmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menjadi orang yang Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Darurat Sampah

2 Desember 2022   11:24 Diperbarui: 2 Desember 2022   11:31 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DARURAT SAMPAH: SANTRI AL-ANWAR 3 BERUPAYA MENJAGA KESTABILAN BUMI

Manusia tidak akan lepas dengan yang namanya sampah, manusia bisa dikatakan sebagai konsumen terbesar dalam kehidupan kita. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan bahwa pada tahun 2021, volume sampah di Indonesia tercatat 68,5 juta ton dan pada tahun 2022 mengalami peningkatan hingga mencapai 70 juta ton. Menurut catatan Pengelolaan sampah, Limbah, Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) ada 24 persen atau sekitar 16 juta ton sampah yang belum dapat dikelola hingga saat ini. Maka, Ditjen Pengelolaan sampah, Limbah, Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) perlu memiliki langkah-langkah yang teratur untuk mengurangi sampah yang tidak tertangani ini. Tercatat, hanya 7 persen yang terdaur ulang dan 69 persen yang masuk di TPA. Dibanding negara Malaysia dan Singapura, konsumsi sampah negara Indonesia masih terlalu tinggi, 16 juta ton sampah kita belum terkelola dengan baik.

Menilik dari kejadian diatas, kita sebagai manusia harus memiliki upaya untuk mengurangi sampah. Baik itu sampah yang berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit, pasar dan sebagainya. Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi: 1) sampah organik/basah, contoh: sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempaah-rempah atau sisa buah dan lain-lain yang dapat mengalami pembusukan secara alami. 2) sampah anorganik/kering, contoh: logam, besi, kaleng, plastic, karet, botol, dan lain-lain yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alami. 3) sampah berbahaya, contoh: batre, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dan lain-lain.

Upaya Menjaga Bumi Dari Darurat Sampah

Upaya menjaga bumi dari darurat sampah dengan menerapkan prinsip 4R, yaitu: 1) Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. 2) Reuse (Memakai Kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai Kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). 3) Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang. 4) Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan.

Tradisi Memilah Sampah di Pondok Pesantren Al-Anwar 3

(Dok. pribadi)
(Dok. pribadi)

Sampah telah menjadi hal yang wajar bagi kita, banyak dijumpai di lingkungan kita. Salah satunya disumbang dari kebutuhan domestik ataupun industri yang banyak menghasilkan plastik, padahal plastik tidak bisa dimanfaatkan ataupun dikelola, sehingga problem ini menjadikan plastik sebagai sampah. Apabila diamati, ternyata kehidupan manusia tidak pernah lepas dengan plastik, begitupun yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Anwar 3 hampir seluruh kebutuhan santri bersinggungan dengan sampah plastik. Mulai dari bungkus makanan dan minuman, sampo sachet, bungkus pentol dan es, hingga plastik dari sampah paket bekas belanja online yang setiap hari berdatangan. Tanpa di sadari kita telah menjadi konsumen aktif barang-barang tersebut, yang sekaligus juga menjadi produsen aktif dalam memproduksi dan menyumbang sampah plastik.

 

Melihat problem sampah yang tidak pernah bisa sampai di kata “selesai”, Pondok Pesantren Al Anwar 3 Putri melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik. Tradisi pemilahan sampah itu sudah ada sejak tahun 2017, kemudian pada tahun 2020 pondok pesantren Al-Anwar 3 mendirikan Pusat Pengelolaan Sampah (PPS) yang menjadi lembaga khusus pengelolaan sampah Al-Anwar 3 termasuk dalam pengelolaan sampah organik, yang semula sampah organik diolah menjadi kompos hingga pada akhirnya cara akhir untuk pengolahan sampah organik melalui DRY Magot. Magot adalah spesies lalat BSF (Black Souldier Fly), jadi lalat BSF terkenal dengan kemampuannya mengcover sampah menjadi makanan mereka sendiri, kemudian dihasilkanlah magot, sebagai sumber protein bagi pakan ternak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun