Mohon tunggu...
Kapitha Indonesia
Kapitha Indonesia Mohon Tunggu... Editor - Baik

Orang Baik dan suka menulis, mudah bergaul dengan siapa saja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada Hubungan Kerajaan Tidore-Ternate dengan Perkampungan Tidore di Kepulauan Sangihe

29 Juni 2021   11:26 Diperbarui: 29 Juni 2021   11:55 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namanya Tidore, yang dimaksud bukan Tidore Kepulauan atau Kota Tidore yang ada di Maluku Utara, tetapi Perkampungan Tidore di kepulauan Sanger Tahuna, Sulawesi utara, di utaranya Indonesia.

Dari beberapa sumber tulisan, perkampungan Tidore di Tahuna Sangihe, diambil dari nama Pulau Tidore di Maluku Utara. Perkampungan ini awal mulanya dihuni oleh sekelompok orang-orang Tidore dan Ternate, yang katanya dari Tabukan Utara yang merupakan daerah raja-raja termasuk disana diasebut sebagai perkampungan islam tertua.

Terlepas dari pembuktian nama perkampungan Tidore, walaupun belum saya temukan fakta sejarah yang lain,  tetapi saya sangat yakin ini ada hubungannya dengan ekspansi kerajaan Tidore dan Ternate, termasuk  awal mula peletakan Islam di sangihe tahuna.

Selain hubungan dagang karena sebagai darah penghasil rempah-rempah terbesar di bagian Timur, Tidore dan Ternate memang kerajaan yang berpengaruh karna itu kejayaan dan wilayah ekspansinya  seperti halnya Ternate mencakup Sulawesi bagian Utara, Timur, dan Tengah, bagian selatan Kepulauan  Filipina dan Kepulauan Marshal di Pasifik.

Sementara  itu, wilayah sultan Tidore mencakup sebagian besar pulau Halmahera Selatan, Pulau Buru, Pulau Seram, Raja Ampat hingga pulau-pulau di sekitar Papua Barat.

Bukan hanya soal pengaruhnya di daerah sulawesi atau sulawesi utara,  kerajaan  Ternate-Tidore dianggap oleh Belanda sebgai ancaman, karena menghalagi pengaruh Belanda.

Seperti pada tulisan Syahid Achmad, (Kampung Tidore di Pulau Sangihe dan Lembeh.
Dinamika Antar Wilayah dan Agama pada Abad ke-17 dan 18) Alasan lain bahwa kenapa orang Tidore tinggal dan mendirikan perkampung tidore di sangihe karna pemikirannya selaras dengan sikap Raja Manganitu, Bataha Santiago (memerintah 1670-1675), yang anti Belanda.

Namun pada akhirnya, Raja Bataha Santiago tewas ditiang gantungan di Tanjung Tahuna. Pada nisan Bataha Santiago disematkan kata-kata semboyannya: "Biar Saya Mati Digantung, Tidak Mau Tunduk kepada Belanda".

Kembali ke awal pembahasan Perkampungan Tidore di Sangihe. Keberadaan kampung Tidore di sangihe menjadi bukti juga, bawa neluhurnya Tidore dan Ternate adalah pelaut, yang punya histori kekuatan maritim yang kuat.

Singkat cerita, saya menarik kesimpulan bahwa perkampungan Tidore di Teluk Tahuna  di depan Bukit Langeneng yang nan indah ini punya petilasan sejarah yang panjang, wabilhusus hubungan dengan kerajaan Ternate dan Tidore.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun