Rupanya kepercayaan itu digunakan juga sama abang ipar saya, oleh karena itu disana dia lebih banyak berkegiatan seperti memimpin doa, lalu menyembuhkan teman-temannya yang terluka dan juga menjadi penghibur teman-temannya karena dia bisa bermain gitar. Pasukannya tentu ikut senang juga karena disuruh nyanyi sebagai bentuk hiburan selama dimedan perang, sementara sahabat yang baik hatinya itu disana kebalikannya dari wataknya yang saya kenal.Â
Dia itu seperti prajurit jagoan gitulah, terus saya sempat nanya sama abang ipar saya. Bang gimana sih, kan tentara tugasnya untuk membunuh lawan, kalo tidak kita yang dibunuh kan tugasnya perang dia? Â Lalu abang ipar saya hanya ketawa aja, dia tidak jawab pertanyaan saya itu.Â
Akhirnya saya merenung dari cerita yang disampaikan abang ipar saya ini, jadi rupanya kalau kita ingin mempunyai pertahanan yang kuat itu sebetulnya tidak perlu adanya tentara yang terlihat sangar atau seram. Cukup kehadiran negara untuk membuat bahagia rakyatnya saja, tentu kalau rakyatnya semua bahagia, dia pasti akan ikut membela mati-matian negaranya walaupun nyawa menjadi taruhannya. Â
Itulah cerita yang saya dapatkan dari abang ipar saya, dan yang dia ceritakan semua itu membuat saya sangat terinspirasi untuk mengilustrasikannya dalam bentuk tulisan di blogger yang saya kelola ini. Â