Mohon tunggu...
Sidik Awaludin
Sidik Awaludin Mohon Tunggu... Freelancer - Public Relations Writing

[Penulis Freelance, Menyajikan tulisan asumsi pribadi Berdasarkan Isu-Isu hangat]. [Motto: Hidup Sekali, Berarti, lalu Mati.]

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Di Balik Modus Operandi "Orang Gila" Menyerang Ulama

17 September 2020   00:47 Diperbarui: 17 September 2020   00:52 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Peristiwa penusukan seorang ulama pendakwah, bernama Syekh Ali Jaber di Lampung yang sempat menjadi sorotan media massa beberapa hari lalu baru saja terjadi ini ternyata mempunyai narasi yang sama dengan peristiwa penyerangan kepada ulama pada beberapa tahun sebelumnya. 

Beliau merupakan seorang ulama pendakwah aktif, yang ditusuk oleh seorang pria tidak dikenal yang disebut-sebut sedang mengalami kondisi "gangguan jiwa". Yang mengatakan si penusuk itu gila adalah orangtua penusuk itu sendiri, yang mengaku kalau Alfian anaknya sudah gila sejak 4 tahun yang lalu. 

Pernyataan orang tua pelaku ini, justru mendapat berbagai serangan dari berbagai media sosial. Yang mengherankan banyak orang mengapa "orang gila" bisa punya akun media sosial? lalu teori konspirasi pun kembali berkembang, bahwa kasus "orang gila menyerang ulama" kembali dimainkan. Apalagi sekarang ini bertepatan dengan bulan September, di mana biasanya isu PKI dimainkan. 

Benar saja dari sudut sebuah kos-kosan di Arab Saudi disana seorang imam kebesaran, Rizieq Shihab berseru bahwa kejadian penusukan Syekh Ali Jaber adalah tanda bangkitnya PKI baru untuk menyerang ulama. 

Memang menarik situasi saat ini, mengingat pada situasi pandemi dan saat ini bertepatan negara kita tercinta Indonesia sedang berada di pinggir jurang resesi ekonomi, lalu ada gerakan-gerakan politik untuk semakin mericuhkan suasana. 

Seperti narasi bangkitnya Khilafah oleh HTI lewat film dan diskusi-diskusi yang mereka selenggarakan, lalu munculnya gerakan koalisi yang katanya ingin menyelamatkan Indonesia oleh para orang tua yang tidak ada capek-capeknya ingin berkuasa. 

Dan yang terakhir peristiwa penusukan Syekh Ali Jaber yang katanya dilakukan oleh "orang gila" yang kemudian menjadi isu liar di masyarakat bahwa peristiwa ini merupakan bagian dari bangkitnya "Neo PKI" atau PKI baru. 

Rentetan menggaungkan narasi "orang gila menyerang ulama" bukan menjadi bagian dari bangunan yang terpisah seperti kejadian di tahun-tahun sebelumnya, tetapi satu bangunan yang sama untuk membangun kecurigaan dan ketakutan di masyarakat bawah. 

Saya menghimbau agar masyarakat lebih hati-hati lagi dalam menyikapi peristiwa seperti ini, bisa jadi penusukan Syekh Ali Jaber dengan modus operasi "orang gila" ini bukan peristiwa satu-satunya di Indonesia. 

Belajar dari pengalaman kasus 1998 dan kasus 2018, akan ada kasus penusukan yang serupa untuk membuat rakyat Indonesia saling mencurigai satu sama lainnya dengan tujuan membuat ketegangan dan kerusuhan dengan modus SARA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun