Mohon tunggu...
Sidik Firmadi
Sidik Firmadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

selalu terus ingin belajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Peran Smart ASN dalam Pendidikan Tinggi

11 September 2022   22:24 Diperbarui: 11 September 2022   22:28 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Hi-Tech. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Peran Smart ASN Dalam Pendidikan Tinggi.

Oleh: Sidik Firmadi, S.IP., M.I.P.

Peserta Latsar CPNS Kemdikbudristek

Angkatan 2 Kelompok 3 Tahun 2022.

Perkembangan dunia digital dewasa ini sangatlah pesat, dampaknya adalah berbagai sektor seperti Pemerintahan, Ekonomi, dan Pendidikan harus menyesuaikan dengan kondisi tersebut, hal itu semakin menjadi keharusan (wajib menerapkan digitalisasi) akibat adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan setiap orang menjaga jarak. Berbagai terobosan telah dilaksanakan dalam Pemerintahan misalnya mulai banyak menerapkan pelayanan online, pada sektor ekonomi telah banyak bermunculan situs belanja online. Sedangkan pada dunia pendidikan khususnya Pendidikan Tinggi telah dikenal Pembelajaran Dalam Jaringan (daring/online) menggunakan berbagai macam fasilitas video teleconference seperti zoom meeting/google meet yang familiar dikalangan Dosen maupun Mahasiswa.

Penerapan digitalisasi dalam dunia Pendidikan Tinggi dapat berdampak positif dalam rangka menyebarluaskan ilmu pengetahuan seluas-luasnya kepada mahasiswa karena sifatnya yang lebih fleksibel (dapat disesuaikan atau tidak terbatas pada ruang dan waktu). Namun disisi lain terdapat hambatan dalam rangka penerapan digitalisasi pada Pendidikan Tinggi, pertama yaitu latar belakang mahasiswa dari aspek ekonomi yang berbeda-beda, artinya terdapat mahasiswa yang secara ekonomi mampu (kalangan menengah keatas) sehingga mereka tidak merasa terbebani jika harus membeli kuota internet untuk mengikuti pembelajaran online, namun bagi mahasiswa dari ekonomi lemah (kalangan menengah kebawah) mereka tentunya akan terbebani/merasa keberatan jika harus melaksanakan pembelajaran online secara terus-menerus.

Hambatan kedua adalah terkait dengan akses jaringan internet yang disetiap daerah atau wilayah tidak merata, kita sadari bahwa masih terdapat beberapa daerah atau wilayah di Indonesia yang masih sulit mengakses jaringan internet (tidak stabil) belum lagi ditambah faktor cuaca (hujan) yang terkadang membuat jaringan internet menjadi lemah/tidak stabil. Hambatan terakhir adalah munculnya potensi hubungan emosional antara dosen dan mahasiswa yang tidak terjalin dengan erat, hal itu dikarenakan digitalisasi pendidikan membatasi interaksi sosial antara mahasiswa dengan dosen, maupun mahasiswa dengan sesama mahasiswa lainnya sehingga berpotensi menciptakan sifat individualis.

Sebagai seorang ASN kita dituntut untuk menjadi Smart ASN sesuai dengan perkembangan digitalisasi saat ini. hal tersebut pula telah tertuang dalam salah satu Core Value ASN BerAKHLAK yaitu pada poin Adaptif yang salah satu panduan perilakunya atau kode etiknya adalah mampu beradaptasi dengan perubahan yang cepat, selalu inovatif dan berfikir kreatif, serta bertindak proaktif. Jika merujuk pada nilai tersebut, maka seorang Dosen ASN harus mampu menjadi Smart ASN sesuai dengan Core Value ASN BerAKHLAK, namun disisi lain juga mampu mengatasi hambatan yang ada, sehingga tidak menambah atau memunculkan masalah baru dikemudian hari.

Langkah yang dapat diterapkan oleh Dosen ASN untuk menjadi Smart ASN dalam penerapan digitalisasi khususnya dalam bidang Pembelajaran Dalam Jaringan (daring/online) yaitu dengan cara melakukan Blended Learning (pembelajaran campuran) yang menggabungkan antara pembelajaran tatap muka (di dalam kelas) dan pembelajaran dalam jaringan (daring/online). Maka dengan cara tersebut, seorang Dosen ASN tetap menjalankan nilai Adaptif namun juga disisi lain mampu mengatasi hambatan, karena bagi mahasiswa yang memiliki kemampuan ekonomi lemah dan mahasiswa yang berada pada daerah atau wilayah dengan jaringan internet lemah maka dapat mengikuti pembelajaran tatap muka (di dalam kelas) sedangkan bagi mahasiswa yang tidak memiliki hambatan pada dua hal tersebut maka dapat mengikuti pembelajaran dalam jaringan (daring/online).

Berkaitan dengan potensi hubungan emosional antara dosen dan mahasiswa yang tidak terjalin dengan erat, maupun antar sesama mahasiswa maka dapat diagendakan jadwal pembelajaran secara bergantian pada setiap minggunya, antara pembelajaran tatap muka penuh (di dalam kelas) dengan Blended Learning (pembelajaran campuran). Demikianlah peran Smart ASN yang dapat dilakukan dalam Pendidikan Tinggi, pada prinsipnya setiap ASN harus mampu menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan setiap perubahan, namun disisi lain seorang ASN yang Smart juga harus mampu berfikir inovatif dan kreatif dalam menghadapi tantangan perubahan, sehingga dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan perubahan dan tuntutan zaman namun tetap memperhatikan kemampuan lingkungan, organisasi, dan masyarakat, sehingga tugas yang dijalankan dapat tercapai dengan efektif dan efisien.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun