Mohon tunggu...
Yai Baelah
Yai Baelah Mohon Tunggu... Pengacara - (Advokat Sibawaihi)

Sang Pendosa berkata; "Saat terbaik dalam hidup ini bukanlah ketika kita berhasil hidup dengan baik, tapi saat terbaik adalah ketika kita berhasil mati dengan baik"

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Apa Hubungannya Rumah Sakit Jiwa dengan Caleg Gagal?

20 April 2019   20:25 Diperbarui: 20 April 2019   21:18 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tampilan monitor-dok.pri

Rumah Sakit Jiwa Dan Caleg Gagal

Apa hubungannya Rumah Sakit Jiwa dengan calon legislative (caleg)? Ada hubungan apa Rumah Sakit Jiwa ini, RSJ, dengan pemilu?

Mengapa banyak RSJ, sekarang ini begitu serius dan perhatian terhadap caleg ini  dengan kesiapannya menyediakan beberapa kamar dan tempat tidur tambahan, melebihi dari kapasitas biasanya, hanya di saat pasca pemilu?

Bukan hal yang baru dan  tak pula mengagetkan jika setelah pemilu banyak caleg yang mengalami tekanan mental semacam stress, depresi, bahkan pada taraf gangguan jiwa pemanen (gila).  Karenanya, beberapa RSJ sudah berupaya mengantipasi akan membludaknya pasien baru yang tidak lain berasal dari mereka yang mencalonkan diri pada pemilu, para caleg gagal tadi.

Maklumlah, bertarung dalam pemilu memperebutkan kursi anggota dewan yang terhormat itu sudah tentu akan menghabiskan energi yang tak sedikit, modal yang besar, berupa  tenaga, pikiran, waktu dan tentu saja uang. Yang kesemua itu pastilah akan menjadi beban mental seseorang  (caleg) dengan begitu besarnya pertaruhan tadi.

Bagi yang kalah, yang gagal terpilih,  ini merupakan pukulan berat. Mengapa? Iya, itu tadi, akibat kalah pertaruhan, maka bukan hanya uang yang telah banyak dihabiskan saja yang akan merisaukan hati sang "caleg gagal", tapi juga tak urung nama baiknya  dapat menjadi "tercoreng" akibat misalnya sempat sesumbar saat kampanye di pemilu tadi.

Kondisi ini akan menambah berat beban mental sang caleg. Sehingga bukan tidak mungkin sang caleg (yang gagal) tadi akhirnya kehilangan percaya diri, malu, lalu timbul rasa  minder bahkan bersamaan pula dihantui ketakutan terutama karena memikirkan bagaimana caranya mengembalikan uang yang telah banyak dihabiskan tadi, yang kadangkala uang dimaksud bukan dari kantong pribadi (tabungan) sang caleg, tapi bisa saja dari hasil mengutang.

Parahnya lagi, uang modal "nyaleg" tadi kadang didapat dari hasil mengagunkan rumah yang ditinggalinya. Naahh... tentu saja ini akan menimbulkan semacam effect domino, dimana akhirnya problem  sang caleg akan terus berlanjut, "kesialan" beruntun akan menghampiri. Seperti misalnya datang persoalan baru dengan timbulnya kemarahan sang istri (bahkan sempat minta cerai) akibat sang suami telah nekad menggadaikan rumah satu-satunya, yang selama ini dijadikan tempat berteduh bersama keluarga, bersama anak-anak, bahkan juga bapak ibu mertua ikut di dalamnya. Laah dallaaaah!

Jelas saja, siapa yang tak akan panik mendapatkan masalah yang demikian. Berraat.... Dunia menjadi terasa sempit dan gelap gulita. Yaaa... bukan hanya oleh  dikejar-kejar hutang, tapi juga dikejar rasa bersalah. Rasa bersalah inilah yang akan menganggu diri sang caleg, hati dan pikirannya, yang akhirnya berujung pada gangguan jiwa tadi.

Maka, tak salah bila Rumah Sakit Jiwa (RSJ) segera bersiap-siap.

Jelaass?  Jelaaaasss...!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun