Mohon tunggu...
Yai Baelah
Yai Baelah Mohon Tunggu... Pengacara - (Advokat Sibawaihi)

Sang Pendosa berkata; "Saat terbaik dalam hidup ini bukanlah ketika kita berhasil hidup dengan baik, tapi saat terbaik adalah ketika kita berhasil mati dengan baik"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cebong dan Kampret dan Golput Berdamailah!

15 April 2019   15:12 Diperbarui: 15 April 2019   15:52 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Karena hanya ada 2 pilihan, maka suka atau tidak suka, yang milih itu yaa berarti kalau nggak cebong  yaa kampret. Emang siapa lagi??? Maaf, jangan tersinggung, kan cuma ada 2? Oohh.... 3 yaa. Ada pilihan ke 3, tiga pilihan, cebong, kampret dan golput. Benarkan? Iya, benar. Coba kita hitung lagi yaaa... Satu, cebong. Dua, kampret. Tiga, yaaa mestinya golput dooong....! Maasa' nggak diajak-ajak. Kan katanya selalu ngajakin golput ikut pemilu. HHhhhhhhhh!

Kabarnya, yang milih "anu" itu kan udah pada tahu dibilangin cebong oleh para kampret. Lalu yang milih "una" yaaa gitu... Kampret! kata cebong nggak mau kalah lagak. Ihik.. ihik.. ihik.... Dan.... jangan lupa, ada yang milih "no". Yaaa, yang golput tadi!. Hehehehehe!.

Tapi ngomong2, cebong itu apaan sih?! Kampret?! Makhluk macam  apa pula itu??

Kalo golput dah jelas. Bukan sejenis batu atau roti. Pastinya gitu. 

Naah yang tadi? Yang dua tadi? Apaan dooong????

Aahh sudahlah. Nggak usah ditanya-tanya gitu.  Ntar jadi pada berantem mulu.  Cukuplah itu jadi cerita lalu, masa lalu yang telah berlalu. Besok kan pemilu. Mari kita bersatu. Siapa pun presiden terpilih besok itu,  maka setelahnya yakinlah tak akan ada lagi cebong dan kampret. 

Percaya? Coba. Kalo "una' nggak terpilih, maka pendukungnya yang namanya kampret itu dengan sendirinya akan berhenti. Paling ganti nama. Nggak kampret lagi tentunya. 

Kenapa? Gini, si "una"nggak mungkin nyalon lagi!. Sudah capek. Paling Sandi atau Agus. Maka kampret tinggal cerita.

Juga, kalo si "anu" nggak lagi jadi. Yyaa jelas bubar dong si cebong!. Hhhhhh... Nggak usah dijelasin. Ntar kitanya kena borgol! Hiks!

Naah... Ini nih yang keren.... Golput! Si golput akan tetap ada berlanjut siapapun yang jadi. Sejarah membuktikan demikian. Ia selalu ada sepanjang masa, bahkan bisa hidup di jaman orba yang katanya bla bla bla itu. Karena tak bisa dipungkiri, golput adalah anak kandung demokrasi! 

Kesimpulannya? Berdamailah!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun