Bagaimana menurunkan garis kemiskinan, ini sebenarnya bukan issue baru. Â Tapi, issue ini selalu berulang, tak bosan untuk selalu diangkat dalam debat-debat di televisi. Apalagi, di musim debat Pilpres sekarang ini.Â
Kemiskinan, ini adalah bagian dari issue ekonomi. Â Topik yang memang paling sering diusik pihak penantang (oposisi) sampai diobrak-abrik hingga bikin panik petahana yang memang sedang terbebani kewajiban membangun ekonomi rakyat.
Issue kemiskinan ini, oleh pihak oposisi sengaja diangkat sebagai upaya mereka untuk menjatuhkan harga diri pihak lawan. Dan lucunya, dengan issue yang sama, soal kemiskinan ini, ini juga digunakan petahana untuk mengangkat derajat dirinya.Â
Sebetulnya, data soal kemiskinan ini dapat diketahui angkanya dari kantor statistik.  Dari lembaga inilah parameter kemiskinan ditetapkan. Bagaimana yang namanya miskin itu dan  berapa jumlah masyarakat yang masuk dalam garis  kemiskinan,  itu semua adalah soal yang dibuat kantor statistik  dan lucunya akan dijawab sendiri oleh kantor statistik ini.
Maka pula, persoalan angka kemiskinan ini dengan mudah pula diatasi oleh kantor statistik  tadi, yakni dengan cara menurunkan angka yang menjadi ukuran standar kemiskinan itu sendiri, menetapkan angka yang serendah-rendahnya yang menjadi target kelayakan penghasilan rakyat sehingga dengan demikian  yang tadinya miskin itu akhirnya dengan sendirinya  terkeluarkan dari garis kemiskinan.
Anda mengerti?
Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkk!!!!!