Mohon tunggu...
Shynly Talib
Shynly Talib Mohon Tunggu... Administrasi - Trisakti school of management

jurusan akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Budaya Risiko terhadap Pandemi Covid-19

18 September 2021   21:01 Diperbarui: 18 September 2021   21:04 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hampir dua tahun belakangan ini, dunia gempar karena sedang dilanda peristiwa pandemik Covid-19 yang menyebabkan perubahan pada berbagai sektor, tidak terkecuali di negara kita, Indonesia. Terdapat banyak kebiasaan baru yang terbentuk di tengah musibah ini seperti penggunaan masker dimana-mana, Work From Home (WFH) atau bekerja secara remote, penutupan tempat usaha lebih awal dari waktu sebenarnya dan banyak lainnya. 

Tetapi beberapa langkah tersebut menyebabkan aktivitas ekonomi menurun drastis. Upaya untuk menekan dampak Covid-19 adalah dengan melakukan berbagai kegiatan dibidang kesehatan agar risiko terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan secara keseluruhan serta pemulihan ekonomi secara bertahap dapat berkurang. 

Keberhasilan langkah penanganan masalah Covid-19 menjadi faktor penentu yang sangat mempengaruhi berbagai risiko dampaknya ke perekonomian dan sektor keuangan. Apabila penanganan kesehatan itu membuahkan hasil, maka perekonomian Indonesia diperkirakan akan membaik. Karena Covid-19 sangat mempengaruhi gejolak perekonomian dan stabilitas keuangan di Indonesia. 

Per 9 September 2021, terdapat 137.782 total kasus kematian akibat virus corona Covid-19 di Indonesia yang menyebabkan Indonesia menduduki peringkat kedua se-Asia untuk kasus kematian tertinggi setelah India. terdapat beberapa faktor pemicu tingginya kasus Covid-19 di Indonesia.

Salah satunya dikarenakan oleh faktor budaya risiko. Budaya risiko merupakan perilaku semua masyarakat ketika berinteraksi dan persepsi terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan risiko. Persepsi dari suatu risiko akan menghasilkan keputusan-keputusan yang akan diimplementasikan pada pekerjaannya.

Manajemen risiko merupakan suatu proses yang sistematik dan berkelanjutan yang dirancang dan dijalankan manajemen di seluruh level dan seluruh personil pemerintahan, guna memberikan keyakinan yang memadai bahwa semua risiko yang berpotensi menghambat pencapaian tujuan telah diidentifikasi dan dikelola sedemikian rupa sehingga risiko dimaksud berada dalam batas-batas yang dapat diterima.

Bramantyo merumuskan pengertiannya mengenai manajemen risiko, yaitu suatu proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko, dan memonitor dan mengendalikan penanganan risiko.

Hal tersebut dapat kita lihat secara konkret pada kasus pandemi Covid-19 saat ini, kesadaran masyarakat akan budaya risiko sangat minim ditemukan sehingga menjadi salah satu penyebab sulitnya memutus rantai penularan Covid-19. Seperti halnya ketika kasus Covid-19 pertama kali ditemukan di Indonesia, respon masyarakat tidak mencerminkan penerapan yang baik akan budaya sadar risiko. Ini menyebabkan jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia meningkat relatif lebih cepat di antara negara lain.  

Namun lambat laun, Indonesia pun menerapkan budaya risiko terhadap pandemi ini, contohnya adalah penerapan 3M yang kemudian berkembang menjadi 5M kemudian menjadi 6M seiring waktu. Adapun 6M tersebut adalah memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, menghindari makan bersama. Selama melakukan perjalanan, setiap individu harus melakukan pengetatan protokol kesehatan. 

Sangat disayangkan walaupun kita telah memiliki protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah, masih banyak masyarakat yang melanggar aturan ini, adapun hal yang melatarbelakangi peristiwa tersebut karena rendahnya pemahaman mengenai kesadaran budaya risiko. 

Berbagai jenis risiko umumnya dihadapi oleh perusahaan-perusahaan, dimana dalam berbisnis mereka perlu untuk memahami lebih jauh mengenai budaya risiko demi menjalankan usaha dengan lancar. karena dalam berbisnis, risiko merupakan sesuatu yang tidak jarang dijumpai di dunia bisnis, sehingga perusahaan harus menganalisis, mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko untuk mengantisipasi keadaan di masa yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun