Mohon tunggu...
shyla KL
shyla KL Mohon Tunggu... Guru -

Penggemar Sate & Penulis FORWARD for vocational school ,grade X,XI dan XII dan Teropong UN

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Manipulasi Nilai Rapor untuk SNMPTN Sampai Kapan?

1 April 2019   13:14 Diperbarui: 3 April 2019   19:56 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Slogan dari kemendikbud "Prestasi penting ,Jujur yang Utama" selalu  didengungkan menjelang Ujian Nasional dan diharapkan implementasi dari pendidikan karakter yang diutamakan pada Kurikulum di sekolah bisa diterapkan disetiap lini kehidupan siswa kelak.

Seleksi SNMPTN  disekolah merupakan wewenang dan kebijakan sekolah untuk menentukan siapa yang berhak mendaftar berdasarkan prestasi akademik yang telah diampuh oleh siswa selama 5 semester berdasarkan kuota yang diberikan oleh pihak panitia SNMPTN.

Untuk menggapai mimpi masuk ke perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN dan seleksi bebas tes ke perguruan tinggi lainnya  siswa berkompetisi untuk meraih nilai yang baik secara akademis mulai semester satu hingga lima. Namun sayang banyak dari mereka menguburkan mimpi itu karena oknum guru dan panitia di sekolah yang  melakukan kecurangan data nilai rapor. Nilai di rapor asli berbeda dengan nilai yang dimasukkan ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa,  bahkan secara kasat mata ada siswa yang tidak masuk dalam kriteria dan nominasi bisa lolos SNMPTN padahal nama siswa tersebut tidak masuk dalam daftar kuota yang diumumkan oleh sekolah artinya nilai rapor dimanipulasi. Ada ranking siswa diturunkan dan ada yang dinaikkan dengan mudahnya oleh oknum panitia.

Kecurangan ini sudah terjadi bertahun-tahun dan akan tetap langgeng jika tidak ada komitmen dari panitia SNMPTN  dan sekolah untuk memperbaiki sistem perekrutan ini.

"To teach is to touch a life forever"

Sekolah sebagai  institusi pendidikan bertanggung jawab untuk bersama-sama menjunjung tinggi kejujuran,mengapresiasi kerja keras siswa dan mampu menginspirasi mereka.

Sekolah harus mampu  menunjukkan  rasa keadilan bagi siswa yang berprestasi dan pantas mendapatkan 'jatah' SNMPTN. Asa yang siswa pupuk  janganlah dipangkas begitu saja karena alasan apapun karena ini akan memberi dampak negatif secara psikologis  bagi  siswa. Bagi yang mendapatkan sesuatu yang bukan haknya dengan mudah hal ini akan terus berlanjut dalam perilaku sosial dimasyarakat yang menganggap bahwa semua hal bisa didapatkan dengan uang dan kekuasaan.

Rekomendasi dari penulis untuk mengurangi kecurangan adalah sebagai berikut:

  • Kemendikbud mewajibkan sekolah menginput nilai melaui e-raport kementrian
  • Kepanitian SNMPTN di sekolah wajib di buatkan kepanitian khusus dan TIDAK melibatkan siswa.
  • Sekolah mengumumkan secara terbuka siswa yang dinominasikan untuk ikut seleksi beserta nilai dan dibagikan ke seluruh siswa.
  • Kepala dinas melalui pengawas sekolah memantau secara ketat proses seleksi dengan teliti.
  • Kepala sekolah mengawasi Panitia  dan Tata Usaha dalam proses penginputan nilai yang tidak wajar.
  • Pihak sekolah (guru ,murid dan orangtua ) segera melapor ke panitia SNMPTN dan dinas yang terkait jika melihat kecurangan agar sekolah diberikan sanksi untuk tidak mengikuti seleksi pada tahun berikut, dan oknum yang terlibat juga  diberikan sanksi yang sama.

Pada akhirnya Kejujuran dan berprilaku yang baik  dan  rasa keadilan harus mengemuka dalam institusi pendidikan untuk membawa kebaikan bagi kehidupan siswa kelak. Semoga!

     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun