Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

"The Book of Disquiet", Fernando Pessoa dalam Kesadaran Diri yang Menyedihkan

23 Januari 2023   16:59 Diperbarui: 28 Januari 2023   20:18 1490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tumpukan buku. (sumber: pixabay.com/jarmoluk)

Terkadang, cerita di balik sebuah karya seni sama menariknya dengan karya itu sendiri. Kisah penulis abad ke-20, Fernando Pessoa, dengan karya besarnya, "The Book of Disquiet", adalah salah satu contohnya, yaitu kisah di baliknya terdengar seperti karya fiksi itu sendiri.

Pessoa lahir pada tahun 1888 di Lisbon, Portugal. Pada usianya yang baru lima tahun, dia kehilangan Ayahnya yang meninggal karena TBC, lalu tahun berikutnya, adik laki-lakinya juga meninggal. Tidak lama kemudian, ibunya menikah lagi dan keluarganya pindah ke Afrika Selatan.  

Saat tinggal di Afrika Selatan, Pessoa fasih berbahasa Inggris dan mengembangkan apresiasinya terhadap sastra Inggris. 

Ketika dia berusia tujuh belas tahun, dia kembali ke Lisbon sendirian, lalu menghabiskan sisa hidupnya dan mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk menulis.

Akan tetapi, saat meninggal pada tahun 1935, di usia empat puluh tujuh tahun, Passeo hanya menerbitkan beberapa buku yang sebagian besar tidak diketahui oleh siapapun---pada dasarnya, dia juga menulis dalam ketidakjelasan. 

Namun, sebelum meninggal, tampaknya Passeo mengetahui bahwa dia adalah tokoh sastra yang hebat atau paling tidak, kemungkinan besar dia akan menjadi salah satunya---dan terbukti dia benar meski dengan cara hampir meresahkan.  

Sepeninggalannya, karya Pessoa---manuskrip "The Book of Disquiet" dan puluhan ribu halaman manuskrip lain yang konon hingga kini masih mengalami proses penyuntingan---tetap tersimpan di dalam peti kayu dan tidak diketahui oleh siapapun. 

Pada tahun 1982, empat puluh tujuh tahun setelah Pessoa meninggal, usia yang sama persis dengan Pesso ketika meninggal, "The Book of Disquiet" barulah ditemukan dan diterbitkan. Buku itu kemudian secara luas dianggap sebagai salah satu karya sastra paling unik dan penting pada abad ke-20.

Di dalam buku "The Book of Disquiet" tersebut terdapat renungan-renungan Pessoa semasa hidupnya, yaitu tentang realitas dan mimpi, kebosanan dan keantusiasan, absurditas keberadaan dan kesia-siaan, kompleksitas simultan dan kesederhanaan hidup, serta kontradiksi dan paradoks. 

Buku tersebut terdiri dari kumpulan sketsa terfragmentasi yang ditulis dengan gaya penulisan antara buku harian dan puisi. Tidak ada urutan linier yang nyata pada buku, maka dapat dibaca secara acak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun