Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Aku Memilih Hidup Menepi

21 Januari 2023   13:49 Diperbarui: 27 Januari 2023   18:56 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah di lembah pegunungan|by pixabay

"Aku menginginkan tubuh baru."

"Alena, berhenti berpikir seperti itu."

Dari percakapan itulah, aku benar-benar mengerti. Aku tidak memikirkan tentang kenaifan cara Alena berpikir, tetapi yang menarik perhatianku, seorang perempuan yang kunilai sempurna dengan tubuhnya, justru mengalami tekanan atas ketidakpercayaan dirinya yang menimbulkan ketidakberdayaan. 

Aku marah kepada Alena, hingga akhirnya dia berbicara tentang kekalahannya menarik perhatian seorang pria yang dia sukai. Alena begitu terisak-isak dan berkata bahwa dia menyadari tidak benar-benar ingin mengubah wajahnya, tetapi hanya menginginkan perasaan cinta untuk dirinya ketika bercermin setelah bertahun-tahun tidak memiliki kekasih. Aku mengerti kegundahannya, tetapi menyayangkan sikapnya. Maka, kukatakan kepada Alena, jika dia lebih mementingkan nilai atau harga diri, aku berani bertaruh, suatu saat, entah dalam waktu cepat atau lambat, dia bisa memenangkan laki-laki itu.

Begitulah, aku berbicara tentang persaingan mengejar sesuatu di luar untuk merasa damai dengan diri sendiri. Siklus seperti itu tidak pernah berakhir. Mengenai nilai seseorang, aku jadi teringat kasusku sebagai orang yang kompetitif, saat menjadi mahasiswa.

Dulu, aku menghabiskan waktu empat tahun setengah untuk mencoba menjadi sarjana terbaik yang aku bisa, lulus, hanya untuk menjadi seseorang dengan gelar bergengsi. Setelah akhirnya mencapai tujuan yang kupikir akan mengubah segalanya, aku menyadari bahwa sekarang aku tidak harus mengejar apa pun lagi. Satu-satunya yang ingin aku jalani, menghabiskan sisa hidupku dengan menaiki tangga hingga akhir. Itu adalah pilihanku ketika akan berkata, "Aku puas dengan hidupku sekarang."

Prayaga mempertanyakan konsep kepuasan hidupku itu.

"Itu bukan pernyataan menyerah, kan?"

"Tentu saja bukan. Aku hanya ingin berdamai dengan diriku sendiri saja."

"Aku senang kamu bisa lebih tenang sekarang, Suzan."

Aku tersenyum dan kukatakan kepadanya bahwa dialah yang membuat aku lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun