Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Simile dan Metafora, Tataran Semantik yang Serupa tapi Tak Sama

10 Maret 2022   23:04 Diperbarui: 10 Maret 2022   23:10 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi istilah simile dan metafora| by prowritingaid

Pernahkah kita mendengar atau membaca istilah "simile" dan "metafora"? Bagaimana kita memahami simile dan metafora itu ketika kita membaca, berbicara, mendengarkan, dan menulis? Nah, mari kita berkenalan dengan dua tataran semantik ini yang termasuk ke dalam bentuk klasifikasi ketatabahasaan.

Simile dan metafora merupakan teknik bahasa yang digunakan untuk membuat tulisan lebih menarik. Kedua istilah ini juga merupakan jenis bahasa kiasan yang membandingkan dua subjek atau objek untuk menciptakan gambaran di benak pembaca dengan menonjolkan kualitas perbandingannya.

Apakah keduanya sama? Simile dan metafora terlihat sama, tetapi sebenarnya kedua jenis kiasan itu berbeda. Perbedaannya yaitu bahwa simile menggunakan kata "seperti" atau "sebagai" untuk membandingkan dua subjek atau objek yang berbeda, sedangkan metafora tidak menggunakan kata "seperti" atau "sebagai" karena hanya menyatakan bahwa suatu hal itu adalah hal lain.

Kata "simile" berasal dari kata latin "similes" yang berarti "mirip atau serupa". Jadi, simile menunjukkan bagaimana dua hal itu seolah-olah sama. Sementara itu, kata "metafora" adalah kombinasi dari kata Yunani "meta" yang berarti "melampaui" dan kata "phor" yang berarti membawa. 

Jadi, untuk memahami metafora, kita harus membawa maknanya dengan melampaui kata-kata yang kita lihat.  Itulah sebabnya mengapa simile dan metafora dianggap sebagai bentuk bahasa kiasan. Kata-kata dalam simile atau metafora tidak dapat dipahami secara harfiah atau persis.

Lantas, bagaimana kita bisa membedakannya?

Baiklah, kita lihat contoh kalimat berikut ini.

Gadis itu sangat marah seperti ular derik yang siap menyerang. 

Gadis itu dibandingkan dengan seekor ular derik. Kata "seperti" adalah petunjuk yang membuat pembaca tahu bahwa itu sebuah simile. Ya, pada simile, secara harfiah gadis itu bukanlah benar-benar seekor ular derik dan seekor ular derik bukanlah benar-benar seorang gadis manusia. Maka kita menggunakan bahasa kiasan untuk mengekspresikan kualitas yang dibandingkan, yaitu kemarahan.

Bagaimana jika kalimatnya kita ubah menjadi: Gadis itu ular derik yang marah dan siap menyerang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun