Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Konosuke Matsushita dan Kisah Singkat Perjuangannya

27 Januari 2022   17:27 Diperbarui: 27 Januari 2022   20:34 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konosuke Matsushita, seseorang di balik Perusahaan Panasonic| Foto by gettyimages

Barangkali kita mungkin menyerah ketika belum sepenuhnya berjuang hidup. Maka, cerita ini bisa menjadi salah satu motivasi kita untuk bangkit kembali. Cerita inspiratif ini berkisah tentang seorang pria berkebangsaan Jepang, yang lahir di sebuah desa kecil, yaitu desa Wasa, di bagian negeri tersebut. Kehidupan masa kecilnya sangat sederhana dan dia tinggal di rumah kecil bersama kedua orang tuanya serta kedelapan saudaranya. Pada usia sembilan tahun, dia meninggalkan bangku sekolah karena orang tuanya tidak mampu mencukupi kehidupan keluarga, termasuk membiayai pendidikannya. Akhirnya, dia yang masih kecil itu mulai bekerja di sebuah toko kecil untuk membantu perekonomian keluarganya.


Setiap hari, bocah itu membersihkan toko hingga mengasuh anak majikannya. Dia melakukan hampir semua pekerjaan kotor di sana. Namun, selama bertahun-tahun bekerja, upah yang dia terima masih tidak cukup untuk menghidupi keluarganya. Ketika beranjak besar, dia berusaha mencari pekerjaan yang lebih baik hingga kemudian mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan listrik. Sebagai tenaga kerja baru, dia setiap hari memperhatikan bagaimana orang-orang bekerja dengan bohlam dan soket listrik. Maka, dia menjadi antusias dan penasaran mempelajari kembali apa yang telah dilakukan di pabrik itu ketika semua pekerja pulang ke rumah masing-masing.


Selanjutnya, pria muda itu terus bereksperimen dan mempelajari semuanya sendiri mengenai hal-hal baru dari barang-barang  bekas dan sisa lampu di pabrik sehingga suatu hari dia berhasil menemukan rakitan soket lampu jenis baru. Dia sangat bersemangat untuk menunjukkan soket tersebut kepada majikannya keesokan paginya.


Sayangnya, hasil penemuannya itu hanya dipandang sebelah mata oleh majikannya. Bosnya itu mengatakan kepadanya bahwa ide barunya itu tidak akan pernah berhasil di pasar. Para pekerja yang mengetahui hasil gagasannya itu bahkan mengolok-olok penemuannya. Namun, pria muda itu tidak menyerah. Dia percaya bahwa dia bisa membuat penemuannya berhasil. Dia ingin meninggalkan pekerjaannya pada saat itu dan memulai perusahaannya sendiri, tetapi dia tidak punya cukup uang. Dia memberanikan diri meminjam uang kepada teman-temannya, tetapi tidak satu pun yang mempercayai rencananya. Dengan sangat terpaksa, dia memutuskan terus bekerja di pabrik itu dan menyadari bahwa dia tidak memiliki pengalaman atau pendidikan dalam usaha---dan tentu saja tanpa uang, bisnisnya tidak mungkin akan berhasil. Namun, dia tidak berhenti percaya pada dirinya sendiri. Dia bekerja di pekerjaan yang sama sampai dia berusia dua puluh dua tahun. Saat itu, dia telah menabung beberapa dolar untuk mengejar mimpinya sendiri. Dia meninggalkan pekerjaannya dan memulai usahanya sendiri.


Pria itu telah beristri dan sang Istri membantunya melakukan seluruh proses pembuatan soket lampu dari rumah kecil mereka. Mereka terus memproduksi soket, tetapi semuanya seperti sia-sia. Sepanjang hari, dari hari ke hari, tidak ada konsumen yang memesan barang mereka. Dia akhirnya menawarkan soket lampunya ke beberapa distributor, tetapi hasilnya tetap nihil, yaitu tidak satupun dari mereka yang mau menggunakan soketnya.


Bulan demi bulan berlalu dan semuanya tampak tanpa harapan. Dia menjual barang-barang istrinya dan perabot dari rumah hanya untuk memenuhi biaya hidup. Karena tidak memiliki pekerjaan atau hasil penjualan produknya, dia meminjam sejumlah uang kepada teman-teman yang dia kenal hanya untuk menjaga dapur tetap mengepul---dan itu memicunya kembali untuk mengambil keputusan mencari pekerjaan lain. Sebelum mencari pekerjaan, dia pergi ke jalanan untuk terakhir kalinya. Dia kembali menawarkan produknya dari satu toko ke toko lainnya dengan harapan bisa meluncurkan penemuan produknya di pasaran. Alhasil, perjuangannya kembali sia-sia dan dia pulang ke rumah dengan lesu seperti seseorang hidup tanpa harapan. Dia telah kehilangan semangatnya, lalu dia memutuskan untuk mencari pekerjaan lain saja.


Takdir Tuhan berkata lain, saat itulah keajaiban terjadi. Ketika semua tampak putus asa, dia menerima pesanan untuk kali pertamanya. Ternyata, salah satu distributor yang pernah dia datangi, tertarik dengan produk penemuannya itu. Saat itu pesanannya berjumlah seratus buah soket lampu dan menurutnya itu adalah jumlah yang besar. Waktu berjalan dan itu adalah sebuah kisah nyata. Selama berusaha setelah sekian lama, pria itu telah berhasil menjual lebih dari satu juta keping sejak memulai usahanya.


Sekarang, perusahaannya itu sudah lebih dari seratus tahun berjalan secara turun-temurun sampai ke anak dan cucunya. Hingga kini, perusahaannya itu telah memiliki lebih dari ratusan ribu karyawan dan penjualan memiliki kisaran puluhan miliar dollar per tahun. Apakah Anda tahu siapakah nama pria itu? Pria itu bernama Konosuke Matsushita ( 27 November 1894 -- 27 April 1989)  dan dia adalah orang yang berada di balik berdirinya Panasonic hingga menjadi perusahaan besar saat ini.


Coba kita bayangkan saja, bagaimana jika dia menyerah setelah mendapatkan ejekan dari majikannya dahulu? Bagaimana jika dia menyerah setelah teman-temannya memberi tahu dia bahwa idenya tidak akan berhasil?


Masih banyak cerita-cerita pengalaman hidup seseorang yang mungkin patut kita ambil ibrah dan semangatnya. Nah, di dalam kehidupan ini, akan ada banyak orang yang tidak akan percaya dengan rencana kita dan akan ada banyak keraguan dalam hidup kita di sepanjang waktu. Namun, semua itu tidak masalah. Selama kita masih teguh memiliki kepercayaan terhadap diri sendiri dan tetap meyakini kuasa Allah ta'ala, maka pada akhirnya, kita akan membuat sesuatu bekerja dan bermanfaat untuk hidup kita dan orang lain. Jadi, jangan menyerah.*

-Shyants Eleftheria, salam Wong Bumi Serasan-

*Cerita ini berdasarkan kutipan dan cerita inspirasi yang indah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun