Mohon tunggu...
SH Tobing
SH Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Berbagi Untuk Semua | shtobing@gmail.com | www.youtube.com/@belajarkoor

Ingin berbagi pengalaman dan pemikiran serta terus membaca untuk memperkaya wawasan. Kompasiana menjadi tempat yang ideal untuk berbagi pengalaman dan ide selama saya diberi kesempatan berkarya di dunia | Have a nice day! | https://www.youtube.com/@belajarkoor

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama FEATURED

Empang Raksasa Itu Namanya Jakarta

22 September 2020   19:24 Diperbarui: 9 November 2021   09:05 2943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi air menggenang di jalan akibat cuaca ekstrem. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Oleh karena itu ketika manusia mencoba melawan alam dengan membuat dam atau bendungan, harus dipastikan dam atau bendungan tersebut mampu menahan debit air yang ditampung. Apabila tidak maka bisa setiap saat jebol dan menimbulkan bencana.

Dengan demikian, kecuali ada keperluan lain, seperti irigasi, pengendalian debit air (ingat "pengendalian" bukan pencegahan) dan pemutar turbin pembangkit listrik, maka pembuatan dam atau bendungan lebih baik dihindari.

Air akan melanjutkan terus perjalannya ke tempat yang lebih rendah, baik melalui resapan tanah atau melalui sungai. Dan akan muncul di daerah yang  yang paling rendah yaitu lautan.

Akan tetapi apabila mereka menemukan daerah yang rendah sebelum sampai di lautan, maka air akan berhenti dan berkumpul di sana. Jakarta, sebagai kota yang dari jaman dahulu sebagian besar areanya adalah empang dan rawa. 

Namun menjadi daratan karena ketamakan manusia, yang menganggap dirinya bisa memanipulasi alam, pasti lambat laun akan kembali menjadi tempat penampungan (rawa dan empang) kalau tidak terus menerus dimanipulasi.

Percepat Mengalir ke Laut

Manipulasi yang utama adalah membuat saluran-saluran air menuju ke laut, dan harus didukung dengan pompa-pompa raksasa. Pembuatan dam di sekitar Jakarta juga akan membantu mencegah air laut masuk karena banjir rob.

Setelah semua saluran dibangun dan pompa dipasang, maka harus dipastikan bahwa semua fasilitas tersebut harus terawat dengan baik dan siap digunakan setiap saat. 

Suatu kebodohan yang sangat memalukan, ketika pompa dan saluran air yang dibangun dengan biaya yang sangat mahal, ternyata tidak mampu mengalirkan air ke laut. 

Apakah Peralatan Selalu Dites?

Tidak ada alasan untuk mengabaikan hal itu. Bila ada yang mengatakan perawatan termasuk kebersihan sudah dilakukan, tetapi tidak berjalan dengan baik, maka ia berbohong. 

Karena perawatan harus meliputi juga testing hingga bila diperlukan test beban. Jadi kalau prosedur perawatan hingga test sudah dilakukan dengan baik, sangat kecil kemungkinannya gagal.

Apabila semua fasilitas dan infrastruktur untuk mengalirkan air dengan cepat ke laut tidak terawat dengan baik, maka warga Jakarta sudah sepantasnya untuk membiasakan diri hidup bersama dengan banjir. Karena secara struktur Jakarta memang daerah yang rendah tempat air berkumpul yang sangat ideal bagi air, karena sangat luas. 

Memang Benar, Genangan Bukan Banjir!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun