Mohon tunggu...
SH Tobing
SH Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Berbagi Untuk Semua | shtobing@gmail.com | www.youtube.com/@belajarkoor

Ingin berbagi pengalaman dan pemikiran serta terus membaca untuk memperkaya wawasan. Kompasiana menjadi tempat yang ideal untuk berbagi pengalaman dan ide selama saya diberi kesempatan berkarya di dunia | Have a nice day! | https://www.youtube.com/@belajarkoor

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Belum Semua Mau Berubah Melayani Rakyat dengan Segenap Hati

19 Agustus 2020   15:40 Diperbarui: 19 Agustus 2020   15:52 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika saya datang ke kantor BPJS Depok di Jalan Margonda Raya, saya langsung surut, karena melihat antrian di luar ruangan sudah sampai trotoar. Mereka berpanas-panas dan tidak perduli lagi dengan social distancing. Karena memang tidak disediakan dan tidak ada yang mengarahkan.

Lalu saya telpon ke Call Centre di 1500400, dan jawabanya karena harus mengubah segment maka saya harus datang ke kantor cabang, dengan berbagai persyaratan seperti mendaftar baru. Padahal katanya hanya merubah segment. Pengalaman saya di tempat kerja, untuk merubah segment itu sangat mudah. Client lama cukup membuat surat permohonan di atas materai, dan dokumen pendukung lainnya bisa dikirim via pos tercatat.

Seandainya saya memang peserta baru, mungkin beralasan meminta saya datang, Salah satunya untuk mencegah pendaftaran setelah sakit misalnya, atau hal fiktif lainnya.

Yang Sudah Mudah Akan Dipersulit?

Terkait dengan persyaratan pendaftaran BPJS mandiri harus memiliki rekening bank BUMN dan BCA, menjadi pertanyaan saya juga. Bahkan pihak Call Centre mengatakan harus ada buku tabungan. Kalau tidak ada berarti maaf tidak dilayani katanya.

Sangat keterlaluan, di era serba digital sekarang saya dipaksa untuk membuka rekening bank BUMN atau  BCA (kenapa bank swastanya hanya BCA juga menjadi pertanyaan tersendiri). Serta harus meminta buku tabungan yang diprint 3 bulan terakhir, yang berarti saya harus antri di bank BUMN tersebut untuk membuka tabungan. Keterlaluan!

Sang Call Centre mengatakan, bisa dengan buku tabungan siapa saja yang mau bertanggungjawab. Suatu jalan keluar yang aneh, karena masalahnya adalah meminta buku tabungan. Sementara sebagian besar orang memiliki tabungan BCA tetapi sudah versi digital. Jadi daripada mencari "penjamin" lebih baik saya sendiri yang ke bank untuk minta buku (mudah-mudahan pihak bank swasta tidak mentertawai saya: "zaman now minta buku tabungan?").

Apakah tidak ada alternatif lain selain buku tabungan yang sudah kembali ke zaman kuno? Apakah takut orang tidak membayar dengan disiplin? Padahal auto debet dari buku tabungan juga percuma kalau saldonya tidak mencukupi. Barangkali mereka belum terpikirsampai ke situ?

Yang lebih parah lagi sang Call Centre mengatakan bahwa ke depannya pembayaran via aplikasi tokopedia, counter Alfa Mart dan Indomaret, akan dihapuskan. Ini informasi benar apa ngawur? Mengapa segala kemudahan pembayaran semakin dipersulit? Apakah supaya Bank-Bank tersebut di atas banyak nasabahnya? Hampir saya marah ke petugas Call Centre, untung saya sadar dia itu hanya mengerjakan instruksi atasan.

Sekali lagi saya ingatkan bahwa anda pengelola BPJS itu digaji dari pajak dan iuran rakyat, serta subsidi pemerintah yang berarti uang rakyat juga. Ayo pikirkan cara yang inovatif. Lihat ke luar ruangan kerja anda yang dingin sejuk nan nyaman itu. Ingat juga biasa AC di ruang kerja anda dibayar dari pajak rakyat Indonesia, jadi layani raja kalian dengan benar!

Inovasi Harus Top Down!

Sekali lagi kepada anda semua yang menerima gaji dan fasilitas dari pajak rakyat Indonesia. Pikirkan ide-ide inovatif. Layani dan lindungi rakyat Indonesia dengan mempermudah proses, dan tingkatkan terus jangan yang sudah baik malah dikembalikan ke masa "kolonial".

Ketika pembuktian seseorang bisa dilakukan dengan hanya membuat foto terbaru sambil memegang KTP. Atau dokumen-dokumen dikirim via kurir. Begitu juga sistem antrian bisa dibuat dengan aplikasi yang murah dan sederhana, mengapa masih juga membuat rakyat harus terpaksa antri hingga terkena panas dan hujan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun