Mohon tunggu...
SH Tobing
SH Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Berbagi Untuk Semua | shtobing@gmail.com | www.youtube.com/@belajarkoor

Ingin berbagi pengalaman dan pemikiran serta terus membaca untuk memperkaya wawasan. Kompasiana menjadi tempat yang ideal untuk berbagi pengalaman dan ide selama saya diberi kesempatan berkarya di dunia | Have a nice day! | https://www.youtube.com/@belajarkoor

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Belum Semua Mau Berubah Melayani Rakyat dengan Segenap Hati

19 Agustus 2020   15:40 Diperbarui: 19 Agustus 2020   15:52 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akibatnya istri saya senang, saya yakin semua rakyat yang dilayani seperti itu akan senang.

Bank BUMN

Sedihnya ketika saya ada keperluan ke sebuah Bank BUMN. Hari pertama saya membatakan rencana menemui custumer service, karena ketika sampai diparkiran sudah sangat banyak orang yang antri.

Para nasabah antri di luar, berpanas ria, karena ada pembatasan di dalam gedung. Sehingga di dalam ruangan bank dibatasi, tetapi di luar orang-orang berdesak-desak menantikan. Tidak ada yang perduli dengan protokol kesehatan.

Hari kedua saya pindah ke cabang lain, dan memperoleh nomor antrian 17. Dan karena ada pembatasan jumlah orang dalam ruangan sehingga saya menunggu di dalam mobil. Sambil mengamati kira-kira siapa saja yang datang lebih dahulu dari saya, kalau ia sudah dipanggil maka saya akan siap-siap turun dari mobil. 

Ketika saya memperoleh nomor 17 nasabah yang sedang dilayanioleh Customer Service adalah nomor 6. Maka saya perhitungkan dengan 2 customer service, bila rata-rata pelayanan 10 menit, maka kkira-kira 1 jam saya akan dipanggil. Kenyataannya setelah 2 jam berlalu, yang dilayani baru nomor 12. Itupun yang melayani hanya 1 customer service, sedangkan 1 customer service lainnya tidak ada karena sedang closing!

Karena saya perkirakan saya baru akan dilayani 2 jam kemudian, itu belum dipotong jam makan siang. Maka segera saya tinggalkan kantor bank tersebut. Sementara saya pergi tampak nasabah semakin banyak yang berkumpul di luar. Dan karena umumnya nasabah bank tersebut adalah rakyat biasa, yang mungkin tidak berani protes, maka mereka terus menunggu dengan pasrah.

Para pegawai bank BUMN juga harus sadar, bahwa bank BUMN itu didirikan juga dengan pajak yang dikumpulkan dari rakyat. Atau dari uang negara, yang berarti uang rakyat juga. Jadi sudah selayaknya anda layani dengan baik. Ingat mereka raja anda!

Saya himbau para kepala cabang, atau management bank BUMN, lihat di kantor cabang anda, termasuk kantor cabang pembantu. Apakah ada kondisi antrian di luar ruangan seperti yang saya tulis di atas. Segera perbaiki, cari ide inovasi untuk melayani raja kalian dengan baik.

Banyak cara untuk membuat para nasabah anda tidak terlantar berpanasan atau kehujanan! Asal anda mau pasti ada jalan!

Bagaimana BPJS?  

BPJS saya selama ini diurus dari kantor, dan tidak pernah saya pakai karena saya memilih memanfaatkan asuransi kesehatan yang disediakan perusahaan.

Namun giliran saya sudah tidak bekerja lagi, dan ingin merubah menjadi BPJS mandiri, aplikasinya memerintahkan saya datang ke kantor BPJS sesuai domisili saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun