Mohon tunggu...
Amanda Sherril
Amanda Sherril Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini angkatan tahun 2022

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips Menjadi Guru PAUD yang Mudah Digemari oleh Anak Usia Dini

22 September 2022   22:09 Diperbarui: 22 September 2022   22:13 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://sabyan.org/

Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui stimulasi pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 

Dari pengertian tersebut yang kita ketahui yaitu bahwa anak usia dini merupakan anak yang baru lahir yang belum mengetahui apa itu dunia apa itu kehidupan memerlukan pendidikan untuk membantu ia tumbuh dan berkembang dalam menjalani kehidupan selama di dunia untuk menjadi manusia yang seutuhnya atau manusia well educated.

Proses pendidikan yaitu proses yang disengaja dan terencana untuk memanusiakan manusia dalam suatu proses interaksi yang bertanggung jawab dari manusia dewasa ke manusia muda. Anak usia dini adalah masa keemasannya anak yang dimana pada masa tersebut sel-sel otak pada anak berkembang sangat cepat hingga 80 % sehingga otak mampu menerima dan menyerap berbagai macam informasi yang ia dapatkan melalui panca indranya dan anak tidak melihat mana baik dan buruknya informasi yang ia dapatkan.

Dalam pembelajaran pada anak usia dini, diperlukan komunikasi yang baik agar anak dapat dengan cepat memahami maksud dari perkataan yang kita sampaikan kepada mereka, karena dari komunikasi mereka dapat belajar dan mengikuti perilaku yang telah kita perbuat kepada mereka nanti. Jika kita memberi contoh dengan cara berkomunikasi dan berperilaku yang baik maka akan menghasilkan generasi manusia well educated yang bisa menjadi penerus yang baik bagi bangsa dan negara kita. Begitu pula dengan sebaliknya apa bila kita memberi contoh dengan cara berkomunikasi dan berperilaku yang buruk makan mereka akan mengikuti dan menghasilkan generasi manusia yang pendidikannya gagal yang kemungkinan bisa membuat efek yang buruk pada bangsa dan negara kita.

Anak usia dini cenderung memiliki sifat yang berbeda-beda sesuai dengan pembawaannya dari lahir. Tak banyak anak yang senang bertemu dengan banyak orang selain orang tuanya, dan tak sedikit anak yang masih takut dan bahkan malu-malu untuk bertemu dengan orang lain selain orang tua nya sehingga pada kegiatan kegiatan pengajaran dan pendidikan dengan anak yang seperti itu akan sulit dihadapi apabila kita tidak mengetahui dasar-dasar yang perlu kita lakukan kepada mereka.

Oleh karena itu, berikut dibawah ini akan dijelaskan Bagaimana Tips menjadi guru PAUD yang mudah digemari oleh Anak Usia Dini agar anak yang masih takut dan malu-malu mau terbuka dan mudah menerima kita sebagai orang yang dipercayanya.

1. Berkomunikasi dengan dukungan/penerimaan

Dalam berkomunikasi dengan anak usia dini, kita harus bisa mendukung  dan menerima apa adanya termasuk menerima anak saat mereka melakukan perbuatan salah, kita menerima anak tanpa harus menyetujui perbuatannya. Dengan begitu, mereka dapat tumbuh, berubahnya ke perilaku positif, merasa aman dan nyaman pada diri nya sendiri sehingga memungkinkan mereka mudah bergaul secara baik dengan teman-temannya bahkan dengan orang yang ada disekitarnya. Apabila anak mengetahui bahwa kita mendukung dan menerima nya, mereka akan dengan mudah berkomunikasi dan terbuka tentang perasaan dan masalah yang dia rasakan kepada kita tanpa rasa takut keamanan dan kenyamanan dirinya. 

Kita sebagai orang dewasa jangan mengancam, memerintah, atau bahkan menasihati dengan nada tinggi kepada anak karena jika kita melakukan itu, anak akan merasa dirinya tidak dianggap, merasa dirinya buruk bahkan dia merasa bahwa kita tidak menyukainya sehingga pada saat dia melakukan sesuatu dia tidak akan melakukannya dengan benar.

Contoh permasalahan:

Budi : "Ibu saya tidak bisa menggambar kucing"

Jangan dijawab dengan kalimat : "masa kamu menggambar kucing saja tidak bisa, teman kamu yang lain aja bisa", namun bisa dijawab dengan kalimat baik yang bisa anak terima seperti :

"Kalau temanmu bisa, pasti kamu bisa. Semangat ya!"

"Mari ibu bantu contohkan bagaimana cara menggambarnya dengan mudah"

2. Gunakan Pembuka Pintu

Pada saat kita berkomunikasi dengan anak usia dini, gunakan kalimat pembuka yang memungkinkan mereka dapat terdorong untuk lebih terbuka pada perasaan, pemikiran, masalah dan ide-ide yang mereka pikirkan. Dengan menggunakan kalimat pembuka, anak akan merasa lebih dihargai sehingga mereka nyaman untuk berkomunikasi dengan kita. Contoh kalimat pembuka yang bisa kita terapin saat berkomunikasi dengan anak usia dini:

"Wah kamu hebat sekali ...."

"Menarik sekali!"

"Ibu mau mendengarkan ceritamu lagi dong!"

"Oh begitu, terus bagaimana?"

"Luar biasa kamu!"

Dan lain sebagainya.

3. Mendengarkan dengan Penuh Perhatian

Berikan perhatian kepada anak untuk terbuka pada setiap masalah dan pemikirannya, dengan cara meluangkan waktu meski hanya sebentar untuk mendengarkan apa yang ingin mereka sampaikan. Jika kita tidak bisa meluangkan waktu dalam waktu dekat, kita bisa meminta mereka untuk menunggu waktu luang kita dengan diberitahu secara baik-baik pasti mereka akan menerima dan mengerti posisi kita sekarang. Apabila kita sudah ada waktu yang luang, maka kita perlu memenuhi janji kita kepada mereka untuk mendengarkan cerita mereka yang sempat tertunda lalu perhatikan dan dengarkan dengan baik dan penuh perhatian. 

Dengan kita sering mendengarkan cerita-cerita mereka dengan penuh perhatian dan perasaan hangat, pastinya mereka akan menganggap bahwa mereka ada tempat untuk bercerita, ada tempat untuk berkeluh kesah dan ada tempat untuk bersandar tanpa harus memendam perasaan dan masalah karena hal tersebut akan menimbulkan efek yang buruk untuk mereka seperti tidak dapat mempercayai orang lain, selalu merasa waspada dengan lingkungan sekitar dan bahkan menjadi introvert.

4. Menggunakan Pernyataan "Kamu" Untuk Merefleksikan Ide-ide dan Perasaan Anak

Kita sebagai orang dewasa harus mampu membantu anak usia dini untuk turut aktif dalam segala kegiatannya termasuk dengan mendengarkan berbagai cerita dan ide-ide yang mereka pikirkan agar mereka dapat tumbuh dan kembang sesuai dengan apa yang mereka dapat melalui panca indranya. Menggunakan pernyataan "Kamu" dapat membantu mereka nyaman dan tenang saat menceritakan masalahnya karena mereka menganggapnya sebagai kata panggilan yang baik. Dengan membantu untuk mengungkapkan segala perasaan buruknya, maka semua perasaan yang mengganggunya dapat hilang dan tidak merasa terganggu lagi. Begitu pula sebaliknya, apabila anak tidak mengungkapkan segala perasaan buruknya, maka mereka akan terus merasa diri nya tidak aman berada di lingkungan sekitarnya sehingga mereka mengalami sakitnya mental dengan membenci diri sendiri dan bahkan bisa berubah menjadi perilaku yang buruk seperti melukai diri sendiri atau bahkan melampiaskannya ke teman-temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun