Mohon tunggu...
Naufa Rafsanjani
Naufa Rafsanjani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Freelance

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Selesainya Masalah Yang Akan Menjadi Masalah

20 Agustus 2019   15:16 Diperbarui: 21 Agustus 2019   11:30 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya aku sudah mengetahui Ga."

"Ada banyak kelokan yang sedang aku jalani pada saat ini, aku tidak mengetahuinya sampai kapan ini akan berlangsung. Aku hanya mencoba berhenti untuk tidak mencoba dengan tindakan lain yang akan menciptakan sebuah masalah baru nantinya. Menurutku hal ini sudah menjadi cukup untuk masalah yang ada didiriku. Bukan karena aku tidak dewasa untuk mencari jalan keluarnya, namun sudah 4 tahun lamanya masalah ku tidak ada habisnya. Ingin aku mencoba istirahat dengan masalah itu, tetapi pikiranku selalu mengatakan untuk tidak beristirahat di dalam lingkaran masalah. Di lain sisi, perasaanku sudah tidak bisa menerimanya lagi. Lain kata, aku hanya mencoba menjadi seseorang yang tidak mempunyai masalah apapun walaupun aku sedang melakukan tugasku sebegai pekerja."

"Sangat salah, jika kau mempunyai pikiran seperti itu."

"Iya, aku tahu ini sangatlah salah. Tapi...."

"Sudah, biarkan aku menjawab untuk ceritamu itu." "Kau tau mengapa kau mempunyai pikiran yang menurutku tidak beraturan?"

"Tidak, tetapi aku juga sedikit tahu." jawabnya.

"Baik, aku yang akan menjawabnya saat ini. Apa kau tidak merasakan ada apa dengan dirimu yang belakangan ini hanya mengikuti arus kehidupan saja. Kau sudah termasuk kedalam golongan seseorang `stress` Naga. Maaf jika ucapanku kali ini terlihat lancang. Tapi cobalah untuk tidak memikirkan sesuatu yang berat Naga, mengapa aku mengatakan ini padamu. Karena kau sangat pandai menyimpan barang rusak yang belum tau akhirnya apa masih bisa di perbaiki atau sebaliknya. Kau selalu tersenyum ketika seseorang menghampirimu dan membawamu untuk masuk kdalam kehidupan bahagianya. Sedangkan kau, bahkan kau mungkin belum sempat menemukan hal itu dirimu Ga. Jadi, jika kau ingin melalukan nya agar kau tidak merasakan masalah itu banyak, jalani saja di tengah-tengah masalahmu yang sedang melihatmu saat ini. Dan selalu ucapkan kata-kata baik untuk dirimu, percayalah tuhan juga akan mencoba mengabulkan permohonanmu itu. `Be Your Self`` Naga, jangan pernah melihat orang lain itu tidak mempunyai masalah tapi lihatlah bagaimana orang itu mampu menyelesaikan masalah dengan rintangan yang sangat besar. Tapi, kamu juga harus ingat jangan pernah gegah dengan setiap tindakan yang kamu lakukan berhasil."

"Iya Ra, makasih saran darimu. Aku sedikit legah."

Baik, benar yang dikatakan teman ku tadi. Intinya tidak ada masalah yang bisa terselesaikan sendiri jika kita tidak menyelesaikannya dan menerima resiko setiap masalah tersebut. Biang Kerok (Tukang cari gara-gara) Mungkin kata-kata ini cocok untuk ku saat ini. Nikmati proses yang membuat isi kepalaku serasa ingin keluar, tapi jika aku tidak menikmatinya, aku juga tidak akan mengetahui caranya untuk mengubah pola pkir ku untuk masalah yang lain.

Masalah itu akan tenggelam dengan bersamanya waktu. dengan kata lain. Kau harus berusaha terebih dahulu, jangan tunjukkan lagi sisi rapuh keapada orang yang tidak merasa berdosa karena telah memanfaatkan kerapuhanmu pada saat ini. Lalukan saja yang menurumu senang dan tinggalkan saja yang membuat dirimu merasa gampang dibodohi. Karena pada dasarnya orang itu juga sedang mengalaminya sama sepertimu. Tetapi bedanya, dia melakukan cara untuk menghilangkan `stress` dengan cara bodoh juga. 

Jadi inti dari cerita ini adalah, sebuah masalah tidak akan pernah datang jika kau tidak terlahirkan didunia. Maka, jika kau sudah terlahir didunia, cobalah untuk mengikuti alur cerita itu dan perbanyak untuk mengubah pola pikir pada setiap saat nya. Jangan pernah memaksa suatu kehendak ketika masalah itu datang namun belajarlah untuk menerima sebuah masalah itu sampai akhirnya masalah itu tidak menyelimutimu kembali.

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun