Mohon tunggu...
Muhammad Shoma
Muhammad Shoma Mohon Tunggu... Jurnalis - Wasis Solopos Angkatan XX

cogito ergo sum.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kami Penentu Nasib Media Cetak

12 April 2018   21:10 Diperbarui: 13 April 2018   04:23 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beda Generasi Milenial dengan Generasi Z

Dengan jumlahnya yang menyentuh angka 72,8 juta orang, Generasi Z akan membuat kehadirannya diketahui oleh dunia dengan berbagai cara. Dan salah kaprahnya ialah, masih banyak yang menganggap bahwa Generasi Milenial dengan Generasi Z adalah generasi yang sama.

Padahal yang disebut dengan Generasi Milenial ialah mereka yang lahir pada kurun 1977 hingga 1995. Perbedaan antara kedua generasi ini bisa ditemui pada sifat, pengaruh, pola manajemen finansial hingga etos kerja. Hal ini menunjukkan bahwa selama ini kita hanya fokus terhadap Generasi Milenial saja, hingga melupakan siapa Generasi Z itu. Padahal pada generasi inilah tantangan dunia media cetak dimulai.

Badan Pusat Statistik misalnya, melakukan sensus pada 2010 yang lalu dan memberi jawaban bahwa populasi Generasi Z di Indonesia mencapai 28,8 persen. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, 34,05 persen populasi penduduk dunia ialah Generasi Z, dan diprediksi menyentuh angka 40 persen pada 2050.

Bisa dibayangkan, apakah media cetak akan tetap eksis pada tahun 2050 yang diperkirakan Generasi Z menjadi generasi yang hampir menyentuh angka separuh dari total populasi manusia?

Saya sendiri hidup di tengah keluarga yang masing-masingnya berbeda generasi. Ibu lahir sebagai generasi Babby Boomer, Bapak lahir sebagai generasi X, kedua kakak lahir sebagai generasi Milenial, saya lahir sebagai generasi Z dan keempat ponakan saya yang lahir sebagai Generasi Alpha.

Perbedaan karakteristik antargenerasi pun membuat saya yakin, tiap generasi lahir membawa kekhasannya masing-masing, berdasar lingkungan yang ditentukan oleh waktu di mana dan kapan ia lahir. Termasuk cara tiap generasi memperoleh berita dan informasi.

Lembaga Survei Indonesia pada tahun 2014 lalu pernah melakukan survei dengan pertanyaan: "Dari mana Anda mendapatkan berita dan informasi?" Hasil dari survei itu menunjukkan 79 persen responden memilih televisi, 11 persen membaca koran, delapan persen internet dan dua persen radio.

Namun survei terbaru yang dilakukan oleh Tirto.id pada 2017 menunjukkan bahwa: 83,6 persen responden memperoleh informasi dari internet, 14,4 persen menjawab televisi, dan hanya 1,7 persen yang memilih koran sebagai sumber berita dan informasi. Survei yang dilakukan oleh Tirto.id tersebut melibatkan 1.201 responden dari Generasi Z dengan rentang umur 7-21 tahun. Dan mirisnya, koran berada pada tingkatan terendah.

Tak berlebihan kiranya ketika Ariel Heryanto dalam Identitas dan Kenikmatan: Politik Budaya Layar Indonesia menyebut generasi ini sebagai generasi screen culture. Hampir semua bisa diakses hanya dengan gawai atau laptop. Kemudahan akses yang ditawarkan oleh media digital membuat sebagian Generasi Z memalingkan dirinya dari media cetak.

Generasi ini bukan karakter generasi yang rela menunggu loper koran datang di depan rumah lalu ia membuka lembar demi lembar koran dengan sabar. Generasi ini ingin mendapatkan segalanya yang ingin ia tahu hanya bermodalkan layar dan beberapa kali usap saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun