Mohon tunggu...
Sholihul HADiSAg
Sholihul HADiSAg Mohon Tunggu... Jurnalis - seorang jurnalis-Wartawan di media Bratapos Media di Meganti Trade center gresik Untuk Kabiro di pati, jawa tnTeangah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Aquarius

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Misteri Pisau Dua Mata

1 Juni 2019   15:40 Diperbarui: 1 Juni 2019   15:43 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Talangan keterlambatan DD Karangwotan | Dokpri

Ramai ramai stigmatisasi perubahan kebijakan Publik di Pemkab dan pemkot semakin ramai di bicarakan di akar rumput , jika peroyek pembangunan pinggiran perkotaan selesai makan , maka selesai juga program pedesaan yang menjadi jor joran.

Sudah menjadi rahasia umum , perubahan stigmatisasi  yang dibicarakan  di ruang Publik  , luas dibicarakan , dan menajdi PR berkepanjangan pemerintah , hal ini sangat penting dicermati  oleh beberapa media  lokal  yang menurut skema , program  dimana kebijakan sang salah dibiarkan saja terjadi dan berlangsung clean eject  dan tidak mencadi permasalahan.

Di daerah kami stigmatyisasi korupsi , sudah disiasati sedemikian rupa dengan dialihkan opini sehingga para koruptor di daerah hampir sulit terentuh , karena mengatasnakaman kepentingan masyarakat . jadi para Investigator independen tidak bisa menseragamkan antara stigma , opini dan kasus yang akan di kemukakan ke dalam Publik , diaman pancing dan ikannya sama - sama dipersiapkan , ya semacam melowdrama , saling berikatan erat , Korusi berjamaah yang menjadi modus Baru di daerah , maaf desa desa , hampir hilang ddari sorotan media maupun LSm ,  karena pinter pinternya pengalihan isyu Politik arus besar ,IKemelut terajut dengan pencitraan dan mengajukan Tokoh central yang mengendalikan  bahan pembicaraan . Kemelut desa setelah dapat dikendalikan , maka seolah_olah  isyu , rumor  adanya Pungli dan Korupsi  di daerah , lalu hilang ditelan angin sepoi sepoi , menghembuskan wanginya angin segar  perubahan daerah

Dokpri
Dokpri
II 

alasannya dan alibi restorasi Kebijakan pun dibuat , lalau penyelenggara-penyelenggaranya cepat diganti dengan PPK Baru  , pinter_pinternya  Pemangku kebijakan  membuat kebijakan sinergis sangat sulit dibedakan mana yang benar , dan mana yang salah.

Modus baru lagi dirancang  , dimana pembanguan sarana dan prasarana yang sebanarnya akan dan dibiayai oleh Dana pemerintah , Pusat , ataupun hibah anggran perubahan dari partai, lalu berubah menjadi proyek  siluman yang tidak terlalu jelas arah peruntukannya , bantuan Hilang ditengah jalan tanpa pertanggungjawaban , dan atau dialokasikan namun tanpa LPJ  dari pembanguan  termin sebelumnya , bahkan dari Swadaya , disulap sedemikian rupa  sehingga tampak bersumber dari DD ,sedangkan LPJnya digantikan dengan  Modal ADD , seolah olah dari DD  dan lain sebaginya ,

Dokpri
Dokpri
III

Pinter pinternya menyulap  anggaran , hal ini sangat menyulitkan para penegak Hukum menemukan titik temu , taktis dan tipudaya dengan alibi kebijakan pun dirangkai sedemikian Rupa sehingga pelaku -pelaku  dapat disembunyikan dengan alasan kebijakan daerah .  Bahwa investigator independen dan inspektorat dikelabuhi dengan laporan Fiktif , yang asebenarnya tidak dapat dipertanggungjawabkan , belum rampung masalah lama lalu masalah baru mencuat , dan kasus  lama tertimbun sehingga tak tertangani . ( dari sumber : karnival_operasi intelijen)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun