Mohon tunggu...
Sholehudin A Aziz
Sholehudin A Aziz Mohon Tunggu... Dosen - Seorang yang ingin selalu bahagia dengan hal hal kecil dan ingin menjadi pribadi yang bermanfaat untuk siapapun

Perjalanan hidupku tak ubahnya seperti aliran air yang mengikuti Alur Sungai. Cita-citaku hanya satu jadikan aku orang yang bermanfaat bagi orang lain. Maju Terus Pantang Mundur. Jangan Bosan Jadi Orang baik. Be The Best.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Poligami "Walikota Bogor": Rasul Pun Akan Murka

27 Juni 2011   07:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:08 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sungguh suatu kabar tak menyejukkan, tetapi mengejutkan serta menyebalkan!!! Terdengar kabar, Walikota Bogor Diani Budiarto kembali menikah dengan seorang remaja berinisial SI (19) di kediamannya di Perumahan Bogor Nirwana Residence (BNR). Semoga kabar ini salah. Namun bila benar maka kabar ini benar-benar mengejutkan dan menyebalkan.

Begitu mendengar berita pernikahan ini untuk yang ke-4 kalinya, yang terbayang dibenak saya (mohn maaf) adalah betapa ”haus”nya ”nafsu” manusia seperti ini. Apalagi bila ternyata, istri beliau yang pertama, Fauziah Budiarto, ”katanya” saat ini sedang terbaring sakit di salah satu rumah sakit di Jakarta.

Saya pun berlamun sejenak, ”Bila Rasulullah Saw yang kita teladani masih hidup.....saya yakin seyakinnya ”pasti” beliau akan murka dengan perilaku pak walikota ini.

Setahu saya berdasarkan pendidikan agama yang saya dapatkan di pesantren dan perguruan tinggi, tak pernah ada satu alasan ”lain” dari poligami Rasul selain alasan faktor kemanusiaan semata. Dalam konteks ini, tak perlu lagi penulis uraikan, karena sejarahsudah memberi tahu kita dengan sejelas-jelasnya.

Entahlah........niatan apa sesungguhnya yang terbersit di pak walikota ini dengan menikah untuk yang ke-4 kalinya, apakah faktor ”kecantikan” si wanita??? ”kebutuhan seksual beliau yang begitu tinggi hingga ke-3 istrinya tidak sanggup melayaninya? ”atau fakto hanya menuruti sunnah Nabi yang juga berpoligami agar mendapat tiket masuk surga??????? Atau karena faktor ”nafsu” semata yang tidak kuat melihat ”perempuan cantik”???? Entahlah, hanya pak walikota lah yang tahu.

Sekali lagi, yang terbayang di benak saya, betapa ”teganya” beliau ini, dengan bahagianya menikmati ”malam pertama” dengan istri yang ke-4, di tengah-tengah penderitaan batin ketiga istrinya, terutama istri pertamanya.....yang hanya bisa”gigit” jari tanda cemburu........membayangkan suaminya bercumbu dengan wanita lain.

Harus diakui memang, uang adalah segala-galanya....dengan ”kekayaannya” dia bisa ” membeli” segalanya termasuk ”istri ke-4nya”.....coba bisa dibayangkan bila dia tidak jadi walikota......mungkin dia akan berfikir ulang untuk menikah lagi........

Sungguh sulit menata akal dan logika saya untuk menerima alasan poligami pak walikota ini. Namun Saya sendiri tak menyalahkan ”si gadis” yang menerima pinangan pak walikota. Karena di zaman sekarang, siapa sih akan menolak pinangan pak walikota yang tentunya kaya raya, dan dipastikan memiliki ”masa depan” yang cerah tanpa harus susah-susah mencari kerja. Yang saya sesali, mengapa pak walikota ”tega menikah lagi untuk yang ke-4 kalinya??”.

Saya hanya bisa bayangkan, bila ”kelak” pak walikota ini menjadi gubernur, mentri atau bahkan presiden...berapa banyak lagi gadis-gadis akan jatuh kepangkuannya...mudah saja kan, ceraikan istri pertama. Karena dalam Islam hanya boleh dibatasi oleh 4 istri, maka legal lah untuk kembali mencari istri muda......coba bisa dibayangkan kalau tidak ada “limit” 4 istri....mungkin saja pak walikota ini sudah 10 kali menikah lagi...........

Namun demikian, walau sudah begitu “telanjang” sulitnya memahami logika keabsahan poligami dilihat dari perspektif sosiologis dan psikologis, rasanya akan sulit juga memberikan pengertian dan pemahaman kepada “mohon maaf” kelompok-kelompok yang sangat menganjurkan poligami atau menerima alasan poligami ini, apalagi bila alasannya kemudian ditarik kepada “sunnah” rasul...........Menolak Poligami berarti menolak sunnah Rasul. Sungguh ironis sekali memang.

Melihat realitas tak wajar ini....saya hanya bisa berdoa “semoga Allah dengan kekuasaanNya.....secepatnya memberikan ”balasan” kepada orang-orang yang telah banyak menyalah artikan dan gunakan semua “ketentuan” dan ”perintah” poligami ini. Mereka ”sungguh” membuat citra islam menjadi ”buruk” dan ”jauh dari rahmatan lil-alamin.

Pengalaman teh Ninik (istri pertam A’a Gym Misalnya) adalah contoh kongktret betapa poligami gagal menuntaskan misi yang sesungguhnya. Poligami (saat ini) yang sudah melenceng jauh dari poligami di zaman Rasul adalah penghancur kebahagiaan batin sejati bagi seorang perempuan dan keluarga sakinah. Dengan poligami rasanya akan sulit untuk mencapai keluarga sakinah mawaddah warahmah.

POLIGAMI UNTUK KEMANUSIAANYES

POLIGAMI UNTUK NAFSU                       NO

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun