Mohon tunggu...
Shofwan Karim
Shofwan Karim Mohon Tunggu... Dosen - DR. H. Shofwan Karim Elhussein, B.A., Drs., M.A.

Shofwan, lahir 12 Desember 1952, Sijunjung Sumatera Barat. Suku Melayu. Isteri Dra. Hj. Imnati Ilyas, BA., S.Pd., M.Pd., Kons. Imnati bersuku Pagar Cancang, Nagari Balai Talang, Dangung-dangung, 50 Kota Sumbar. Shofwan, sekolah SR/SD di Rantau Ikil dan Madrasah Ibtidayah al-Hidayatul Islamiyah di Sirih Sekapur, 1965. SMP, Jambi, 1968. Madrasah Aliyah/Sekolah Persiapan IAIN-UIN Imam Bonjol Padang Panjang, 1971. BA/Sarjana Muda tahun 1976 dan Drs/Sarjana Lengkap Fakultas Tarbiyah IAIN-UIN Imam Bonjol Padang,1982. MA/S2 IAIN-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1991. DR/S3 UIN Syarif Hidayatullah-UIN Jakarta, 2008.*

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akidah, Bonus Demografi, dan "Basamo Mako Manjadi"

1 September 2017   18:10 Diperbarui: 2 September 2017   10:55 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Kokohkan Akidah, Bonus Demografi dan "Basamo Mako Manjadi"

Dan  maklumkanlah  kepada manusia  supaya  mengerjakan  haji, niscaya mereka akan datang kepada engkau dengan berjalan kaki dan mengenderai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.  Supaya mereka mempersaksikan berbagai manfaat bagi  mereka dan  supaya mereka menyebut nama Allah dalam beberapa  hari  yang ditentukan, atas rezeki yang Allah berikan kepada mereka  berupa binatang  ternak.  Maka  makanlah  sebahagian  dari  padanya  dan sebahagian  lagi  berikanlah untuk  dimakan  orang-orang  yang sengsara lagi fakir. (al-Haj, 22:27-28).

Ibadah Haji.

Secara umum kita menyebut hari ini Hari Raya  Haji, karena ditunaikannya ibadah haji.  Jamaah haji dunia yang diberi kuota tahun ini oleh KSA 2, 1 juta orang. Kita yang tidak menunuaikan haji sekarang melaksanakan shalat ' Id.  Kita juga menyebut Idul-Adha yang berarti berkorban. Disebut juga Yaumun nahar, hari  berkurban. Dengan demikian,  idul adhha adalah suatu perayaan yang dilakukan oleh ummat sebagai tekad untuk kembali kepada semangat pengorbanan. Sejalan dengan itu, kosa kata korban dalam B. Indonesia berasal dari B. Arab "Qurbaan", tashrifnya "Qaruba-yaqrabu-qurbun wa qurbaan" (kedekatan yang sangat). Mendekatkan diri kepada Allah dan manusia dengan kasih sayang. Dengan semangat berkurban, kita tingkatkan iman dan taqwa untuk menjadi umat yang pandai bersyur.

Menurut sejarah, Nabi Ibrahim AS. lahir di Ur, Irak pada 4527 tahun yang lalu, kemudian pada usia 175 tahun pindah ke Hebron, Palestina (sekarang). Nama Ibrahim, menurut Omar Hashem, berasal dari 2 suku kata, yaitu ib/ab () dan rahim (). Jika disatukan maka nama itu memiliki arti "ayah yang penyayang." Atau pemimpin yang penyayang.

Misi utama Ibrahim AS adalah  menegakkan Tauhid. Aplikasinya adalah pertama, ibadah haji merumuskan dan memfromulasik akidah menjadi kokoh-tangguh. Labbaik Allahumma Labbaik, (kami memenuhi dan akan melaksanakan perintah-Mu ya Allah). Labbaika la syarika laka labbaik,  (tiada sekutu bagi-Mu dan kami insya Allah memenuhi panggilan-Mu). Inna al hamda wa an ni'mata laka wa al mulka la syarika laka, (sesungguhnya segala pujian, nikmat dan begitu juga kerajaan adalah milik-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu).  

Kedua, memperkokoh persatuan, kesatuan, kebersamaan untuk membangun kehidupan lahiriah dan batiniah. Ketiga, ibadah kurban,  maknanya mengurbankan sesuatu di dalam hidup dengan keikhlasan kepada Allah. Dengan semangat berkurban, kita tingkatkan iman dan taqwa untuk menjadi umat yang pandai bersyukur.  Wujud rasa syukur kepada-Nya atas karunia yang telah banyak. Berkorban untuk kesejahteraan dan kemanfaatan. Menanamkan kesetiaan sesama manusia. Saling mendekatkan diri, untuk selalu peduli dan kerja bersama dan sama-sama bekerja.  Hal itu dapat dikaitkan pula dengan tema satu bulan peringatan  HUT RI ke 72, "Indonesia Kerja Bersama" dan di dalam pribahasa Minang kita, "Basamo Mako Manjadi".  Wa ta'awanu alal birri wattaqwa.

Alkidah Tauhid.Nabi Ibrahim as. Membangun akidah-tauhid.  Mengembara dalam alam pikiran dan  hati nuraninya, menemukan hakikat al-ilah, al-khaliq, al-Rab. Hakikat Tuhan, Pencipta dan Pemelihara Alam semesta. Ibarahim AS berdebat dan   bermujadalah-berdialog dengan ayah kandungnya. Ini dilukiskan al-Qurn (al-An'am, 6:74): 

Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata".

            Nabi Ibrahim a.s. menegakkan akidah  secara total. Seperti terdapat dalam QS.Al-An'am (6) 74-83 historis pengembaran pemikiran. Berhala, bintang, bulan dan matahari  tak pantas dijadikan Tuhan. As-Shafat  83-99. Pada ujungnya, Ibrahim AS., mengumumkan akidahnya yang kokoh, seperti dilukiskan al-An'am (6), 79 :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun